Abstrak
Menyongsong SDGs Kesiapan Daerah-daerah di Indonesia
Armida Salsiah Alisjahbana, Arief Anshory Yusuf, Zuzy Anna, Panji Fortuna Hadisoemarto, Ade Kadarisman, Nirwan Maulana, Wandira Larasati, Aisyah Amatul Ghina, Rahma, Ade Maulana Rahmat Hidayat, Megananda
Universitas Padjadjaran, Unpad Press Cetakan Pertama, September 2017, ISBN: 978-602-439-232-1
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Unpad Press Cetakan Pertama, September 2017, ISBN: 978-602-439-232-1
Sustainable Development Goals (SDGs)
Menjelang berakhirnya era Milenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015, Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) menyelenggarakan konferensi bertajuk pembangunan berkelanjutan (sustainable development), di Rio de janeiro, Brazil, Juni 2012, atau yang lebih sering disebut dengan konferensi Rio+20. Pertemuan tersebut menghasilkan dokumen the future we want yang sangat berperan penting dalam kemunculan Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB). Poin paling penting dari dokumen tersebut adalah diperlukannya agenda pembangunan berkelanjutan baru yang melanjutkan MDGs, namun dengan visi yang lebih luas, holistik dan bersifat universal. Sebagai tindak lanjut pertemuan Rio+20, PBB membentuk kelompok kerja khusus yang bertugas untuk menyiapkan proposal mengenai konsep pembangunan berkelanjutan pasca MDGs pada 22 Januari 2013 . Tim tersebut berisikan 30 anggota, termasuk Indonesia sebagai perwakilan dari grup Asia Pasifik. Setelah melewati negosiasi antar negara, dokumen akhir yang dihasilkan oleh tim tersebut diadopsi oleh lebih dari 150 pemimpin dunia dalam kesempatan the UN Sustainable Development Summit, pada 2527 September di New York, Amerika Serikat. Dalam pertemuan tersebut, seluruh negara yang hadir mendeklarasikan secara bersama-sama untuk mengadopsi agenda pembangunan berkelanjutan yang baru, yakni Transforming our world: the 2030 Agenda for Sustainable Development atau yang lebih dikenal dengan Sustainable Development Goals (SDGs).