Abstrak
Produksi, Standarisasi, Legalisasi, Dan Pemasaran Formula Insektisida Botani Ekstrak Biji Azadirachta Indica Dan Barringtonia Asiatica
Dr. Danar Dono, Ir., MSi., Rani Maharani, PhD., Yusup Hidayat, SP., MPhil., PhD., Lindung Tri Puspasari, SP., MSi., Rika Meliansyah SP., MSi., Suryadi Abdul Gani, SP.
Universitas Padjadjaran, Laporan Akhir Riset Andalan Perguruan Tinggi Dan Industri (RAPID) Tahun ke-2 dari rencana 3 tahun, November 2016
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Laporan Akhir Riset Andalan Perguruan Tinggi Dan Industri (RAPID) Tahun ke-2 dari rencana 3 tahun, November 2016
Formulasi insektisida, pemasaran, produksi massal
Indonesia memiliki keragaman tumbuhan yang tinggi yang potensial untuk dikembangkan sebagai sarana pengendalian hama. Azadirachta indica, Melia azaderach (Meliaceae) dan Barringtonia asiatica (Lecythidae) merupakan tumbuhan yang mempunyai bioaktivitas terhadap berbagai serangga hama tanaman. Setelah aktivitas insektisida bahan tumbuhan diketahui, untuk penggunaannya diperlukan bentuk formulasi guna memudahkan aplikasinya di lapangan dan untuk mengatasi kelemahan penggunaan dengan pelarut air. Selain itu, pembuatan formulasi ini dapat meningkatkan penyimpanan, penanganan, keefektifan dan keamanannya. Data pertumbuhan pertanian organik di Indonesia yang terus meningkat hingga 5% per tahun dengan nilai sekitar 10 Milyar (Data Aliansi Organis Indonesia, 2013), artinya ada peluang pengembangan pestisida organik (botani/nabati). Jika kita mampu mengisi 10% dari kebutuhan produk pertanian organik, khususnya insektisida botani, maka terdapat nilai cukup baik (1 Milyar). Peluang pasar sarana produksi pertanian organik berupa insektisida botani di Jawa Barat cukup menjanjikan yaitu sekitar 10.000 liter produk pertahun Oleh karena itu, penggunaan insektisida botani harus ditingkatkan termasuk ketersediaan dan kemudahan memperolehnya dalam rangka menunjang penerapan pertanian organik yang dewasa ini mendapat perhatian serius dari berbagai fihak baik pemerintah dan non goverment organization (NGO). CV Agri Sagira Parahyangan sejak didirikan tahun 2007 telah merintis usaha dalam bidang penyediaan sarana produksi pertanian misalnya media tumbuh tanaman, pengadaan bibit tanaman, pupuk organik dan anorganik, pembuatan pestisida yang meliputi pencampuran dan memformulasikannya. Produk yang sudah dihasilkan dan dipasarkan antara lain Hyphos-45 dan Sentra Foliar R (pupuk cair), sedangkan produk sarana pengendali hama tanaman masih sangat sederhana berupa campuran dari beberapa tanaman misal cengkeh dan tembakau yang dikemas dalam bentuk butiran dan dipasarkan secara non formal karena produk tersebut belum berizin. Oleh karena itu produk insektisida tersebut perlu ditingkatkan teknologinya dan dapat dipasarkan secara legal karena berizin. Penelitian dilakukan untuk: 1) memproduksi formula dan mempelajari bioaktivitas formulasi emulsifiable concentrate dan wetable powder ekstrak biji A. indica dan B. asiatica sebagai sarana pengendalian berbagai serangga hama pengganggu pada tanaman kedelai dan pangan (padi). Organisme pengganggu tanaman tersebut antara lain ulat penggerek polong Maruca testulalis, hama polifagus pemakan daun Spodoptera litura, penggerek batang padi (Schirphophaga incertulas) dan wereng coklat (Nilaparvata lugens) yang dapat mengakibatkan kerugian yang besar jika tidak dilakukan tindakan pengendalian. Formulasi yang dirancang tersebut diharapkan memiliki efisiensi dan efektifitas yang tinggi dan lebih aman terhadap organisme bermanfaat misalnya parasitoid dan predator dalam pengujian di laboratorium dan di lapangan. Efisiensi dan efektifitas dapat diupayakan dengan pencampuran bahan insektisida botani dengan bahan botani lainnya, 2) Standarisasi produk formula insektisida: Formula insektisida yang dihasilkan harus memiliki jaminan qualitas yang baik dari aspek teknis sebagai contoh besarnya kandungan bahan aktif diketahui secara tepat, stabilitas formulasi, dan masa kadaluarsa. 3) Produk insektisida yang sudah terstandarisasi harus terdaftar dan berizin dari lembaga yang berwenang yaitu Kementerian Pertanian dan Komisi Pestisida, serta 4) Pemasaran produk insektisida yang telah dihasilkan. Penelitian menghasilkan produk utama berupa formulasi insektisida botani baru berupa formulasi cairan pekatan dan tepung, yang berasal dari ekstrak biji A. indica dan B. asiatica yang merupakan teknologi tepat guna dan dapat dipergunakan untuk memperoleh hak atas kekayaan intelektual (HAKI) dan dipatenkan. Selain itu, hasil penelitian dapat dipublikasikan dalam jurnal ilmian dan dapat memperkaya bahan ajar. Hasil penelitian tahun pertama yang telah dilakukan meliputi: a. Fraksinasi/pemisahan ekstrak A. Indica (senyawa murni azadirakhtin) dan uji hayatinya, b. Disain formulasi cair (Emulsifiable Concentrate), c. Uji toksisitas formulasi, d. eksplorasi insektisida botani yang berefek sinergi dengan ekstrak biji A. Indica atau B.asiatica, dan e. Uji efikasi formula ekstrak A. Indica, dan f. Pengukuran kadar Azadirakhtin untuk standarisasi formula yang telah berhasil dibuat. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada tahun kedua yaitu a. Pemurnian senyawa aktif A. Indica dan B. Asiatica serta uji hayatinya. Senyawa murni dari tumbuhan bahan pestisida diperlukan untuk standarisasi produk, b. Pemantapan disain formulasi minyak mimba, c. Uji mutu formula, d. Peningkatan kinerja mesin produksi minyak mimba, e. Uji lapang/efikasi intenal, f. Drafting paten (HKI)