Abstrak
Pengembangan Usaha Dan Kelembagaan Tataniaga Serta Tingkat Penerapan Teknologi Untuk Meningkatkan Daya Saing Pada Agribisnis Manggis (Kasus Agribisnis Buah Manggis Di Jawa Barat)
Ketua: Dr. Dini Rochdiani, Ir.MP., Anggota: Dr.Engkus Kusnadi,Ir. MS., Sara Ratna Qanti, SP., SPd. MSc., Sulistyodewi Nur Wiyono, SP.MP.
Universitas Padjadjaran, Laporan Akhir Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi Tahun Kesatu Dari Rencana Tiga Tahun, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2016
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Laporan Akhir Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi Tahun Kesatu Dari Rencana Tiga Tahun, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2016
agribisnis, Manggis, perilaku, teknologi
Manggis merupakan salah satu komoditas primadona ekspor buah andalan Indonesia yang memberikan kontribusi sangat besar pada devisa negara dan pendapatan petani. Sentra produksi manggis terbesar di Indonesia adalah Jawa Barat yaitu Tasikmalaya dan Purwakarta. Banyak manfaat manggis untuk kesehatan manusia, sehingga permintaan manggis meningkat rata-rata 50% per tahun dan menjadikan peluang untuk mengembangkan usaha agribisniis manggis bagi petani. Masalahnya, banyaknya hambatan dalam berusahatani manggis terutama berkaitan dengan perilaku petani dan penerapan teknologi budidaya. Kondisi ini karena dipengaruhi berbagai faktor yang menyebabkan produksi manggis nasional tidak stabil dan kualitasnya rendah. Akibatnya manggis Indonesia kurang bersaing dengan manggis dari negara lain seperti Malaysia, Thailand dan Amerika Latin. Kondisi tersebut disebabkan pula dengan belum berjalannya secara baik kelembagaan tataniaga pada agribisnis buah manggis dari mulai on farm sampai off farm-nya.Untuk menghasilkan produksi manggis yang berkualitas serta berkelanjutan dibutuhkan pengelolaan yang intensif dengan penerapan teknologi yang tepat .Masalahnya, walau teknologi dan cara pembudidayaan manggis yang intensif telah diperkenalkan oleh pemerintah, tetapi petani memiliki persepsi yang berbeda sehingga penggunaan teknologi dan praktek budidaya yang dianjurkan keberhasilannya masih sangat terbatas. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa (1)Perilaku petani dalam berusahatani manggis masih dilaksanakan secara tradisional, karena hampir 60% tanaman manggis merupakan warisan dari orangtuanya dan tanaman tersebut sudah berumur puluhan bahkan ratusan tahun. Pelaku yang terlibat di usaha agribisnis buah manggis adalah petani manggis, gapoktan, pengumpul, bandar kecil, bandar sedang, bandar besar, dan eksportir. Inovasi teknologi dalam pengembangan buah manggis terutama untuk peningkatan produksi belum ada. Teknik budidaya dan penerapan teknologi yang berdaya guna belum sepenuhnya sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Good Agricultural Practices (GAP), seperti penggunaan benih unggul, dosis cara dan waktu pemupukan, pengamatan dan pengendalian OPT, serta perlakuan panen dan pasca panen. Penggunaan teknologi oleh petani manggis di sentra produksi Kecamatan Puspahiang dan Kecamatan Wanayasa saat ini masih sederhana, meskipun sederhana namun dapat meminimalkan tingkat kerusakan manggis dan sesuai dengan kualitas yang diminta oleh buyer. Petani dengan memperoleh pendapatan dari manggis ditambah penadapatan non manggis, diharapkan petani dapat menghidupi petani dan keluarganya, (2) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan petani dalam menggunakan teknologi budidaya manggis untuk meningkatkan produksi dan kualitas hasil panen yaitu :aset petani, baik aset fisik maupuk non fisik, dan juga akses yang dimiliki petani, mempengaruhi adopsi teknologi yang dilakukan petani. Aset fisik diiwakili oleh jumlah kepemilikan pohon, kepemilikan sawah, kepemilikan kendaraan, dan pendapatan di luar usahatani. Aset non fisik diwakili oleh jumlah anggota keluarga berusia produktif. Aset akses diwakili oleh. lamanya waktu tempuh dari kebun ke jalan propinsi.