Abstrak
Tingkat Kerentanan Sistem Pertanian Skala Lokal Akibat Perubahan Iklim (Studi Kasus: Kabupaten Karawang)
Joko Wiratmo, Ruminta
Universitas Padjadjaran, Prosiding Seminar Nasional Sains Atmosfer (SNSA) 2016: Kontribusi Sains dan Teknologi Atmosfer serta Aplikasinya untuk Meningkatkan Daya Saing Nasional 2016, ISBN : 976-602-6465-05-4, Penerbit: PSTA LAPAN : Bandung., 2016
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Prosiding Seminar Nasional Sains Atmosfer (SNSA) 2016: Kontribusi Sains dan Teknologi Atmosfer serta Aplikasinya untuk Meningkatkan Daya Saing Nasional 2016, ISBN : 976-602-6465-05-4, Penerbit: PSTA LAPAN : Bandung., 2016
climate change, Farming systems, kerentanan, KRAPI, local scale, perubahan iklim, Sistem pertanian, skala lokal, vulnerability
Dampak perubahan iklim telah dirasakan oleh semua orang pada berbagai skala ruang dan waktu. Dampaknya pada sistem pertanian menjadi menarik mengingat pengaruhnya yang sangat signifikan.Tingkat kerentanan sistem pertanian pada skala lokal akibat perubahan iklim di wilayah Karawang coba ditinjau menggunakan data-data iklim, fisik dan sosial pertanian. Metode yang digunakan adalah metode KRAPI (Kajian Risiko dan Adaptasi terhadap Perubahan Iklim) yang dikembangkan oleh Ruminta dan Handoko. Hasil menunjukkan bahwa tingkat eksposur, sensitivitas, dan kemampuan adaptif berbeda-beda untuk setiap kecamatan. Ini berdampak pada tingkat kerentanan sistem pertanian yang juga berbeda dimana kerentanan tertinggi dicapai oleh kecamatan Tempuran dengan nilai indeks kerentanan 0,8 dan Banyusari dengan indeks kerentanan 1.
Impacts of climate change have been felt by everyone at different scales of space and time. Its impact on farming systems is interesting due to the very significant influence. The level of vulnerability of agricultural systems on the local scale due to climate change in the area of Karawang try to review using climate data, physical and social of agriculture systems data. The method used is KRAPI (the study of risk and adaptation to climate change) developed by Ruminta and Handoko. The results show that the level of exposure, sensitivity, and the adaptive ability is different for each subdistrict. This had an impact on the level of vulnerability of agricultural systems that are also different where the highest vulnerability is achieved by subdistrict Tempuran with 0.8 and Banyusari with an index of vulnerability 1.