Abstrak
Optimalisasi Pengawasan Toko Obat Oleh Bidang Pemeriksaan Dan Penyidikan Balai Besar Pengawas Obat Dan Makanan Bandung
Nina Karlina, S.IP., M.Si
Unpad
Indonesia
Unpad
Balai Besar Pengawas Obat Dan Makanan, Optimalisasi, Pengawasan Toko Obat
Sebagian besar persoalan administrasi negara adalah bersumber dari persoalan msyarakat. masalah-masalah yang ada dalam msyarakat tersebut merupakan masalah yang mndesak untuk dipecahkan oleh pemerintah. Itulah sebabnya administrasi negara mempunyai kepentingan terhadap pemecehan masalah-masalah masyarakat, dengan memberikan pelayanan kepada msyarakat. Bentuk pelayanan yang diberikan pemerintah kepada msyarakat salag satunya adalah dalam bidang ksehatan. Salah satu bentuk upaya kesehatan yang dilakukan pemerintah adalah dengan melakukan pengawasan pada bidang kesehatan. obat dalam unsur kesehatan msyarakat, oleh karena itu obat tidak bisa dipisahkan dari sektor kesehatan. Satu hal yang juga tidak kalah pentingnya akan peningkatan derajat kesehatan adalah pengawasan akan obat. Di sini lain konsumsi masyarakat terhadap produk obat. Hal itu seiring dengan perubahan gaya hidup msyarakat dan pola konsumsinya. Ditambah pula dengan gencarnya iklan dan promosi di berbagai media, turut mendorong konsumen untuk mengkonsumsinya secara berlebihan, namun seringkali tidak rasional. Sementara itu pengetahuan masyarakat msih belum memadai untuk dapat mmilih dan menggunakan produk tersebut secara tepat, benar, dan aman. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pengawas Obat dan Makanan, jumlah obat palsu yang ditemukan selama tahun 2003 mencapai 27 jenis, sedangkan pada tahun 2004 tercatat 6 jenis. Namun pada semester awal 2005 tercatat ada 14 jenis obat palsu yang ditemukan. Dalam artikel yang diterbitkan oleh sebuah media massa Bisnis Indonesia, Direktur Eksekutif International Pharmaceutical Manufacturer Group (IPMG) memperkirakan peredaran obat palsu di Indinesia mencapai 5 triliun atau sekitar 25% dari total pasar farmasi nasiona, yang pada tahun 2005 diprediksikan 20 triliun. Asumsi ini diambil berdasarkan data World Health Organization (WHO) yang menyebutkan bahwa praktik pemalsuan produk obat di dunia rata-rata mencapai 10%. Namun khusus di ngara berkemang, praktik ilegal itu lebih tinggi lagi, yaitu mencapai 20-40%. Pengawasan terhadap sarana produksi dan distribusi obat sangat penting guna melindungi msyarakat terhadap pelahgunaan obat seperti keracunan, kecanduan, atau bahkan kematian. Beberapa permasalahan yang selama ini menjadi penyebab pelayahgunaan obat yang terjadi di msyarakat diantaranya : 1) Mahalnya harga obat disebut-sebut sebagai salah satu penyebab tidak mulusnya distribusi yang terjadi akan jalur resmi obat. 2) Minimnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan ksehatan, terutama dalam hal mengkonsumsi obat yang benar sesuai petunjuk yang tercantum atau menurut ajuran dokter. Baik obat yang beredar secara bebas di sekitar masyarakat maupun yang beredar secara terbatas, sangat berguna demi kesehatan masyarakat itu sendiri. 3) Rendahnya daya beli masyarakat akan obat. Banyak msyarakat yang lebih enderung membeli obat di toko obat daripada di apotik yang harganya jauh lebih mahal daripada toko obat, dan 4) lemahnya pengawasan dan tidak konsekuennya pelaku kebijakan.