Abstrak
Perubahan Bentuk Penggunaan Lahan
Edi Tri Haryanto, Totok Herwanto, Dwi Rustam Kendarto
FMIPA Unpad
Indonesia
Unpad
and increase, changes, Koefisien Air Larian, land use, Meningkat, Penggunaan Lahan, Perubahan, runoff
Perubahan tipe penggunaan lahan di DAS Citarum Hulu yang menyebabkan meningkatnya koefisien air larian telah dianalisis menggunakan “system Informasi Geografis (SIG)”. Peta serial tipe pengunaan lahan Tahun 1983, 1993 dan 2002 yang dibuat berdasarkan data Citra Satelit Landsat TM digunakan sebagai data dasar dalam analisis. Data dasar tersebut diperoleh dari BPLHD Propinsi Jawa-Barat. Hasil analisis menunjukkan bahwa beberapa tipe penggunaan lahan (hutan, sawah, rumput/semak-belukar), yang mempunyai peran penting dalam menghambat terjadinya aliran air permukaan serta mengendalikan terjadinya peningkatan koefisien air larian, menjadi semakin berkurang. Sementara tipe-tipe penggunaan lahan perkotaan , pelayanan umum, dan lahan-lahan terbuka yang cenderung mempercepat meningkatnya koefisien air larian menjadi semakin luas. Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan keadaan koefisien air lariannya adalah bahwa DAS Citarum Hulu telah mencapai keadaan yang sangat dekat dengan batas kritis (0,20). Diantara Sub-sub DAS utama di DAS Citarum Hulu, Sub Das Cikapundung adalah yang terparah tingkat kerusakannya atau tingkat kecepatan kenaikan koefisien air lariannya akibat perubahan tipe penggunaan lahan (0,18 di Tahun 1983; 0,37 di Tahun 2002; dan diprediksi akan menjadi 0,52 di tahun 2010). Tingkat kerusakan ke dua dan ketiga berturut-turut adalah Sub DAS Citarik dan Sub DAS Cikeruh. Sementara Sub-Sub DAS : Cirasea, Cisangkuy dan Ciwideuy keadaan koefisien air lariannya masih dalam batas normal ( < 0,20).
Land use changes in the Upper Citarum Watershed increasing runoff coefficient has been analysed using “geographical information system (GIS)” method. Series of land use maps of 1983, 1993, and 2002 generated from landsat TM imageries were used as basic data analyses. These data are from BPLHD,West-Java Province. The result indicates that area of some land use types ( forest, rice field, grass/scrub) which have an importance role in controlling the rate of overland flow and runoff coefficient have been decreasing . While other land use types (mainly urban, public services, bare land ) witch tend to increase runoff coefficient have been increasing. The conclusion based on the condition of runoff coefficient, Upper Citarum Watershed is very close with critical boundary (0.20). Among the main sub-catchments in the Upper Citarum Catchments, Cikapundung was the fastest degradated sub watershed in term of runoff coefficient rate caused by land use change (0.18 in 1983, 0.37 in 2002, and 0.52 in the future of 2010) . Citarik and Cikeruh come second and third. While Cirasea, Cisangkuy and Ciwideuy are still in normal conditions(<0.20).
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi : http://www.lppm.unpad.ac.id