Abstrak
Rancangan Pelatihan Reading Readiness Guna Meningkatkan Pemahaman Ibu Persit Kartika Chandra Kirana Yonif Linud 330/Brigif Linud 17/I/Kostrad Dalam Rangka Mengoptimalkan Kesiapan Anak Untuk Belajar Membaca Di Yonif Linud 330 Cicalengka
Erayu Elviani
Unpad
Indonesia
Unpad
Anak, ceramah, diskusi, konsep berpikir, Reading readiness
Reading readiness merupakan tahapan yang sebaiknya dilalui oleh seorang anak. Hal ini menurut Dechant (1982) adalah suatu tahapan pembentukan konsep berpikir anak yang bergerak dari konsep berpikir konkrit menuju konsep berpikir abstrak. Dalam rangka membentuk konsep berpikir tersebut anak harus memiliki kemampuan tentang tiga aspek yang terdapat dalam reading readiness yang disusun oleh Dechant (1982) yaitu : aspek pemahaman tentang makna kata, aspek keterampilan auditory perception, dan keterampilan visual perception. Aspek-aspek tersebut dapat dikembangkan melalui latihan-latihan seperti memberikan pengalaman tentang objek konkrit, memperdengarkan bunyi kata yang serupa, atau mengenal perbedaan bentuk. Materi-materi tersebut disusun ke dalam suatu rancangan pelatihan yang menggunakan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Pelatihan ini juga memberikan penjelasan tentang tujuan diberikannya pelatihan dari tiap aspek tersebut dengan kemampuan membaca pada anak. Hal tersebut diberikan kepada Ibu Persit KCK Yonif Linud 330, cicalengka karena beberapa ibu mengeluhkan tentang perkembangan anaknya, yaitu : 1. Anak belum mampu membaca meskipun sudah hafal huruf 2. Anak memerlukan kata kunci untuk mengenali benda yang ia lihat 3. Anak mulai kehilangan semangat untuk belajar ketika ia sudah duduk di kelas III SD Oleh karena itu, pelatihan tentang reading readiness ini diberikan agar para Ibu Persit mengalami peningkatan pemahaman tentang optimalisasi kesiapan anak untuk belajar membaca baik mengenai latihan yang dapat dilakukan dan tujuannya pada kemampuan membaca. Pelatihan ini diukur dengan menggunakan kuesioner yang diberikan pada saat sebelum dan sesudah pelatihan dilakukan. Kemudian hasil dari pre-test dan post-test tersebut dibandingkan dengan menggunakan uji beda dari Wilcoxon. Melalui pengujian yang telah dilakukan maka didapatkan hasil bahwa koefisien uji beda pelatihan ini lebih kecil dibandingkan dengan koefisien alpha (á) yaitu 0,000 < á = 0,05. Artinya, pelatihan yang dilakukan peneliti mempunyai peran dalam meningkatkan pemahaman ibu Persit mengenai optimalisasi kesiapan anak untuk belajar membaca sehingga tujuan dari pelatihan ini dapat dikatakan sudah tercapai. Dengan kata lain, pelatihan ini telah memberikan peranan pada peningkatan pemahaman ibu mengenai cara-cara yang dapat dilakukan untuk melatih keterampilan anak dalam hal pengembangan aspek-aspek yang terdapat pada tahapan reading readiness yang disusun oleh Dechant (1982) dan hubungan dari latihan-latihan tersebut dengan kemampuan anak ketika menghadapi simbol-simbol yang tercetak (membaca).
Reading readiness is a stage which should be passed by a child. This is according to Dechant (1982) is a concept formation stages of thinking of children who move from the concept of concrete thinking to abstract thinking concepts. In order to establish the concept of thinking, the child must have the capability of the three aspects contained in the reading readiness compiled by Dechant (1982), namely: understanding aspects of the meaning of words, aspects of auditory perception skills, and visual perception skills. These aspects can be developed through exercises such as providing experience about concrete objects, let out a sound similar words, or know the difference form. These materials are organized into a training design that uses a method of lectures, discussions, and question and answer. This training also provides an explanation of the purpose of each aspect of the training given by the child’s reading ability. It was given to Ibu Persit KCK Yonif Linud 330, Cicalengka because some mothers complained about the development of children, namely: 1. Children have not been able to read even though it knew the letter 2. Children need the keywords to identify objects that he sees 3. Children begin to lose enthusiasm for learning when he was sitting in class III SD Therefore, training on reading readiness is given for the Ibu Persit have increased understanding of optimizing the reading readiness of children to learn both about the exercises that can be done and the purposes in reading skills. The training was measured by using a questionnaire given at the time before and after the training is done. Then the results of the pre-test and post-test were compared by using different test of Wilcoxon. Through testing it has done showed that the coefficient of different test of this training is smaller than the coefficient alpha (á), ie 0.000 <á = 0.05. That is, the training conducted by researchers with a role in increasing understanding Ibu Persit about optimization readiness of children to learn to read so that the purpose of this training can be said has been reached. In other words, this training has given a role in increasing understanding to Ibu Persit about the ways that can be done to train the children in terms of skills development aspects contained in the stages of reading readiness compiled by Dechant (1982) and the relationship of these exercises with the ability of children when faced with the printed symbols (words).
Untuk Keterangan Lebih Lanjut Silahkan Menghubungi : http://cisral.unpad.ac.id