Abstrak
Analisis Senyawa Aktif Dari Minyak Atsiri Kulit Batang Ki Lemo (Litsea Cubeba Lour. Pers) Yang Menekan Aktivitas Lokomotor Mencit Analysis Of Compounds Possessing Inhibitory Properties On Mice Locomotor Activity From Essential Oils Of Ki Lemo Bark (Litsea Cubeba Lour. Pers)
Muchtaridi, Anton Apriyantono, Anas Subarnas, Slamet Budijanto
Unpad, IPB
Indonesia
Unpad, IPB
aktivitas lokomotor, essential oil of ki lemo bark (Litsea cubeba Lour. Pers), inhalasi, inhalation, locomotors., minyak atsiri ki lemo (Litsea cubeba Lour. Pers)
Kulit batang ki lemo (Litsea cubeba Lour. Pers) telah lama digunakan oleh masyarakat Dayak sebagai obat kejang otot (dikenal sebagai minyak pijat), dan diduga aroma yang dihirup dapat menekan aktivitas lokomotor, namun bukti ilmiah tentang senyawa dari minyak ki lemo yang dapat menurunkan aktivitas lokomotor belum ditemukan. Penelitian ini ditunjukkan untuk mengetahui komponen minyak atsiri apa yang masuk melalui inhalasi, dan kemungkinan yang berperan dalam menekan aktivitas lokomotor. Inhalasi minyak atsiri ki lemo (Litsea cubeba Lour. Pers) dengan dosis 0,5 ml menurunkan aktivitas lokomotor mencit hingga 60,75 %, sedangkan dosis 0,1 ml dan 0,3 ml masing-masing menghambat aktivitas lokomotor mencit sebesar 57,44 % dan 54,20 %. Identifikasi dan penentuan kadar senyawa aktif atsiri dalam plasma darah dilakukan dengan GC-MS setelah inhalasi setengah jam, satu jam, dan 2 jam. Plasma darah dari tiga mencit dikumpulkan dalam tabung heparin, kemudian diisolasi, dan dipekatkan oleh kolom C-18 (100 mg-Seppak Waters), dengan dielusi metanol dan aquabidestilata (60:40). Senyawa yang teridentikasi secara dominan adalah sitronelol, sitronelal, á-terpineol, dan 1,8-sineol. Setelah mencit menginhalasi 1 ml minyak atsiri kulit batang ki lemo selama setengah jam, sitronelol, sitronelal, á-terpineol, dan 1,8-sineol teridentifikasi dalam plasma darah mencit dengan konsentrasi masing-masing 22,3, 14,9, 8,1, and 5,5, ìg/ml, sedangkan setelah inhalasi 1 jam konsentarsi sitronelol, sitronelal, á-terpineol, dan 1,8-sineol dari tiga mencit setelah inhalasi 1 ml minyak kulit batang ki lemo masing-masing adalah 53,1, 39,3, 5,6 dan 59.9 ìg/ml. Konsentrasi senyawa atsiri menurun setelah inhalasi 2 jam, jika dibandingkan dengan inhalasi kulit batang ki lemo setelah 1 jam.
Ki lemo barks has been used as traditional spasmolitic (called oils of massage) since a long time by ethnic of Dayak. The odors inhaled is presumed possessing inhibitory on mice locomotor activity. The present research has been done to determine the components in blood plasma of mice after inhalation of essential oil of ki lemo barks, and the possibility of their role in the inhibition on mice locomotor activity.Inhalation of essential oil of ki lemo bark (Litsea cubeba Lour. Pers) at the doses of 0.5 ml inhibit locomotor up to 60,75 %, whereas at the doses of 0.1 ml and 0.3 ml inhibit locomotor activity of 57,44 % and 54,20 %, respectively. Identification and quantification of volatile active compounds in the blood plasma were carried out by GC-MS analysis after half an hour, one hour, and two hours inhalation. The blood plasma of three mice were collected in heparin tube, isolated and concentrated by the C-18 column (100 mg-Seppak Waters) eluted with methanol and bidistilled water (60:40). The major compounds identified were citronellol, citronellal, á-terpineol, and 1,8-cineole. The blood level of those substances was increasing for one hour after inhalation but decreasing after two hours.