Abstrak
Penanganan Tekanan Darah Pada Stroke
Nurdjaman Nurimaba
Unpad
Indonesia
Unpad
antihipertensi, hipertensi, stroke
Faktor resiko stroke terdiri dari: faktor resiko yang bersifat non modifable dan modifiable. Hipertensi termasuk kedalam faktor resiko modifiable, merupakan faktor resiko kuat dimana pada tekanan darah 160/95 mmHg, resiko terjadinya stroke meningkat sebesar 3 – 3,5 kali. Menurunkan tekanan darah sama dengan menurunkan resiko terjadinya stroke. Penatalaksaan hipertensi yang tepat mempengaruhi morbiditas dan mortalitas dari penyakit stroke. Tekanan darah tidak diberikan pengobatan pada stroke iskemik akut kecuali tekanan darah sistolik lebih dari 220 mmHg atau diastolik lebih dari 120mmHg. Pada tekanan darah diastolik lebih dari 140 mmHg diperlakukan sebagai hipertensi emergensi, diberikan drip nikardipin, diltiazem. Batas penurunan tekanan darah jangan melebihi 20-25%. Kriteria obat antihipertensi yang ideal adalah kerja cepat dan reversibel, efek dapat diprediksi dan dikendalikan, rasio terapeutik: toksik rendah, mempunyai efek vasodilatasi serebral yang minimal, tidak mempunyai efek penekanan pada sistem saraf pusat, tidak menurunkan tekanan darah pada penumbra, mudah didapat dan relatif terjangkau. Obat antihipertensi intravena yang dapat menjadi pilihan antara lain: Labetalol, Nikardipin, Diltiazem, dan Esmolol. Obat antihipertensi per oral yang dapat menjadi pilihan antara lain: Kalsium antagonis (nifedipin, amlodipin), Ace inhibitor (captopril), Angiotensin Receptor Blocker, Beta Blocker, Diuretika, dan Alfa bloker.