Abstrak 
Rapid Situation Assessment (RSA) Of Injecting Drugs Users And Their Response To HIV/AIDS, In Order To Prevent HIV/AIDS And Develop Appropriate Harm Reduction Strategies In Banceuy Prison – Bandung
Drs. Harry Suherman, MSi.
Unpad
Indonesia
Unpad
HIV+ convicst, narapidana HIV+
Berdasarkan sero surveillance yang dilakukan oleh Indonesian HIV/AIDS Prevention Care Project (IHPCP), Family Health International-Aksi Stop AIDS dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat di LP Banceuy-Bandung, pada tahun 2002, 24% narapidana IUD sudah terinfeksi HIV+ (IHPCP, FH-ASA and Indonesian Health Departement, 2003). Ditenggarai jumlahnya akan bertambah atau lebih banyak. Perilaku beresiko tinggi lainnya, dapat terjadi melalui perilaku seksual yang tidak aman. (For example, MSM- Men who have Sex with Men – among convicts). Tujuan dari Assessmen cara cepat ini dilakukan, untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada dan memperoleh gambaran kemungkinan-kemungkinan intervensi yang dapat dilakukan. Data diperoleh dari 30 narapidana IUD melalui depth interview, mereka berusia antara 20-48 tahun dengan status social-ekonomi monengah, pendidikan SLTA. Hanya seorang yang sarjana dan ada beberapa yang SLP tidak selesai. Hasilnya menunjukkan bahwa prevalansi dari narapidana IDU yang HIV+ cukup tinggi. Pengetahuan narapidana maupun staff Lembaga Pemasyarakatan tentang AIDS dan penyebarannya serta perilaku-perilaku yang berisiko tinggi sangat kurang. Ada beberapa di antara narapidana yang merasa sulit untuk mengubah perilakunya. Selain itu, fasilitas Lembaga Pemasyarakatan untuk prevensi dan perawatan penyalahgunaan obat dan HIV/AIDS, masih sangat kurang. Kesimpulan menunjukkan bahwa pada umumnya, mereka merasa sulit untuk dapat berhenti secara total. Untuk itu mereka sangat membutuhkan bantuan dari orang lain, agar dapat berhenti menyalahgunakan obat atau mengurangi perilaku yang berisiko. Program program diharapkan antara lain, program untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, menumbuhkan kelompok dukungan serta mengembangkan pengetahuan tentang HIV/AIDS, dikalangan narapidana. Berdasarkan pada hasil temuan yang diperoleh, perlu untuk segera diberikan intervensi-intervensi. Di antaranya pemberian atau peningkatan program KIE, PE, Outreach, Peer Conselor, Konseling, mungkin program MMT, selain peningkatan pelayanan kesehatan.
Background : According to earlier surveys, 24% of IDUs prisoners were HIV-infected in Banceuy Bandung Prison, in 2002; [Indonesian HIV/AIDS Prevention Care Project (IHPCP), Family Health International-Aksi Stop AIDS (FHI-ASA) and Indonesian Health Departement, 2003) sero surveillance]. From discussions with several trusted informants (inmates/convicts) and also with the Director of Banceuy Prison, better insight in the situation has been gained. Beside drug use and associated risk behaviour, in prison there is also unsafe sexual behavior which is risky (for example, MSM – Men who have Sex with Men – among convicts). This study was conducted to assess the situation in the prison using RSA. The objection is to identify and obtain an overview of the existing problems. Data were collected from research subjects using face-to-face interview. Subjects in this research are inmates who have stayed at least 3 months in Banceuy prison. It is assumed that within 3 months they have already known the situation and condition of prison. 28 males and 2 females prisoners parrticipated in this study. The range of age of IDUs is between 20 to 48 years old. IDUs are coming from middle social class. Their educational background of most the respondent is high school, some of them are university students, and only one is a university graduate. Only a few of them never finished high school, their highest level of education is primary school. Results from the study shows that most of the inmates have difficulties to quit totally and they need help from others to be able to quit. To be able to help convicst stopped taking drugs then some programs must be carried out to improve health services for inmates, developing support group and expanding knowledge about HIV/AIDS among inmates. It is recommended that some programs need to be carried out or improved, including CIE, PE, Outreach, Peer Counselor, MMT program, etc.