Abstrak RSS

Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keterlambatan Pasien Tb Paru Dalam Mencari Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kabupaten Bandung

Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keterlambatan Pasien Tb Paru Dalam Mencari Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kabupaten Bandung
Baithesda
Unpad
Indonesia
Unpad
, , , ,

Tuberkulosis telah membunuh sekitar 1.7 juta orang per tahun dan diperkirakan 14 juta orang terinfeksi tuberculosis di seluruh dunia. Strategi global untuk pengendalian tuberculosis umumnya penjaringan kasus secara pasif, artinya kontak pertama antara pasien dan fasilitas kesehatan ditentukan oleh pasien. Perilaku pasien dalam mencari pelayanan kesehatan merupakan fenomena yang kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh faktor-faktor predisposing, enabling dan need terhadap keterlambatan pasien. Penelitian cross sectional ini dilakukan pada pasien TB Paru BTA (+) yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Bandung. Responden dipilih secara purposive dan dilakukan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Data dianalisis menggunakan uji Regresi Logistik.Pasien yang mengalami keterlambatan sejumlah 63%. Ada pengaruh antara jenis kelamin, sikap dan persepsi dengan keterlambatan pasien. Pada uji Regresi Logistik didapatkan hubungan yang signifikan antara jenis kelamin (p=0.050) dan sikap (p=0.000) dengan keterlambatan, dimana variabel yang paling dominan adalah variabel jenis kelamin dengan OR = 2.669.Berdasarkan hasil di atas, disarankan untuk, meningkatkan kesadaran akan TB melalui kampanye di antara masyarakat umum terutama pada kelompok risiko tinggi, meningkatkan akses pelayanan utama kepada perempuan dan memberikan dukungan emosional dan sosial terhadap keluarga berisiko tinggi termasuk kaum perempuan untuk mengatasi hambatan dalam pemanfaatan pelayanan.

Tuberculosis (TB) kills about 1.7 million people per year and it is estimated that almost 14 million people are infected with TB in the world. The global strategy for pulmonary tuberculosis control relies on passive case finding (PCF) for tuberculosis treatment. The term PCF used here describes for the identification of TB cases where the initiative for an individual patient-health provider contact is taken by the patient. Health care-seeking is a complex phenomena that could be effected by many factors. This study aimed to study the pulmonary tuberculosis patient’s delay in seeking care at Health Center facilities, to describe socio demography characteristic of respondents, predisposing, enabling and need factors, and to identify the affect between patient’s delay and those variables. This cross sectional study was conducted among smear positive pulmonary tuberculosis patient’s living in Kabupaten Bandung. Purposive selected respondents were interviewed by using structured questionnaires. Data were analyzed using a multivariate Logistic Regression. Patients who delayed were 63 percent. There were association between sex, attitudes, and perception with delay. Multivariate analysis found a significant association between sex (p = 0.050 and attitude (p = 0.000) with delay. Of the two significant variables was obtained one of the most dominant variable is the variable sex with OR = 2.669. Based on results, it is recommended to conduct an awareness campaign in communities at risk,, maximize women access to increasing primary care, and a emotional and social support should be established within the high risk family to support the TB patients to overcome the barrier.

Untuk keterangan lebih lanjut silahkan menghubungi http://cisral.unpad.ac.id