Abstrak
Jaringan Dan Makna Teks Si Kancil Dalam Cerita Anak Kontemporer
Nia Kurnia
Unpad
Indonesia
Unpad
cerita anak kontemporer, jaringan, makna, teks si kancil
Tesis ini membahas gambaran sosok Kancil dalam teks “Astaghfirulah, Aku Menyesal” karya Wikan Sastriati (selanjutnya disebut: AAM) sebagai cerita anak kontemporer, membahas jaringan teks AAM dengan teks si Kancil yang lain, dan membahas makna dari perubahan teks AAM dan teks si Kancil sezaman dari teks si Kancil terdahulu. Teks AAM dijadikan teks utama mengingat teks tersebut menunjukkan dirinya sebagai teks fiksi atau dongeng yang menurut istilah Waugh (1984) disebut metafiksi dan menunjukkan diri sebagai teks yang memiliki jaringan dengan teks si Kancil terdahulu sehingga penelitian ini menggunakan pendekatan interteks Rifarterre sebagaimana dipahami Zaimar (1991 dengan menggunakan analisis tokoh, sekuen, dan aktan Greimas berdasarkan pemahaman Aksa (1990). Hal tersebut dilakukan untuk melihat peran Kancil dalam cerita. Dari analisis yang dilakukan terungkap bahwa sosok Kancil dalam teks AAM digambarkan sebagai sosok yang ada dalam dongeng masa lalu yang hadir kembali dalam dongeng masa kini. Sosok Kancil yang cerdik dan negatif hadir kembali pada dongeng masa kini dan telah menganggu tatanan dongeng masa kini, tetapi telah menyebabkan perubahan positif, baik bagi Kancil maupun harimau. Hal itu tidak terlepas dari adanya sikap positif dan tidak dendam harimau yang selalu dikenal sebagai binatang yang bodoh. Perubahan yang terjadi pada sosok Kancil dalam teks AAM tidak terlepas dari adanya ideologi Islam sebagai sebuah gagasan baru sekaligus sebagai sebuah gambaran kehidupan yang selalu menampakkan dua sisi, baik dan buruk. Jaringan teks AAM dengan teks si Kancil ditunjukkan dengan tetap dipertahankannya sosok Kancil yang cerdik dan harimau sebagai binatang yang bodoh. Selanjutnya perubahan yang ada terkait dengan berbedanya latar belakang atau pengirim yang mendorong Kancil sebagai subjek dalam menunjukkan kecerdikannya. Teks AAM dan teks si Kancil tahun 2000-an lebih terdorong oleh peran Kancil dalam teks sebagai sosok yang akan memberi pelajaran atau memberi hukuman, seperti terungkap dalam teks AAM (Astaghfirullah, Aku Menyesal) , KMH (Kancil Mengalahkan Harimau), KyC (Kancil yang Cerdik), dan MK (Menolong Kelinci). Kemudian sosok Kancil dalam teks AAM, KyB (Kancil yang Baik), danTPT (Tertangkap Pak Tani) berperan sebagai sosok yang menunjukkan kecerdikannya untuk menghindar dari hukuman, terutama hukuman masa lalu seperti terungkap dalam teks KyB karya Clara Ng. Secara umum teks si Kancil tahun 2000-an ingin menunjukkan sosok Kancil yang cerdik positif dan ingin berdamai atau hidup rukun di dalam lingkungannya. Teks AAM dan teks si Kancil tahun 2000-an menggambarkan sosok Kancil yang menghendaki perubahan, sikap positif, kerja keras dan hidup rukun untuk menghapus citra masa lalu yang negatif.
This thesis discussed about the description of Si Kancil’s figure in the text Astaghfirulah, Aku Menyesal (later: AAM) as a contemporary children’s story, connections of AAM with other Kancil texts, and the meaning of changes of AAM and others from the same period to its former texts. AAM used as the main text based on its self-consciousness as fiction or fable which Waugh (1984) called it as metafiction and realized as a text with its connections to the former one so that the research of Kancil applicated Rifarterre intertextual approach based on Zaimar’s understandings (1991) using character analysis, sequence, and Greima’sactant based on Aksa (1990). The aim of the research is the observation of Kancil’s role in the story. The analysis revealed that the figure of Kancil in AAM was described as one in the former fairy tales that appeared into the presents. The figure of the clever and negative image Kancil appeared in such contemporary tales disturbing the present orders, leading to positive changes, both for Kancil and Tiger. It was supported by positive attitude and disgrudging Tiger which was commonly known as a dumb figure. Changes of Kancil’s figure in the AAM showing a description of both two paradoxial sides in life, the good and the bad. Connections of AAM text with others still retained the figure of clever Kancil and dumb Tiger. Further changes associated with the different background or poster that encourages Kancil as a subject with its cleverness. AAM with other 2000s Kancil texts were deeply motivated by the role of Kancil inside as one giving lessons or giving punishment, revealed in AAM, KMH(Kancil Mengalahkan Harimau), KyC (Kancil yang Cerdik), and MK (Menolong Kelinci). Then, Kancil’s figure in AAM, KyB (Kancil yang Baik) , and TPT (Tertangkap Pak Tani) showing its expertise of hiding from the punishment, especially one in the past inside the KyB of Clara Ng. Generally, 2000s Kancil texts described the figure of Kancil with its cleverness, positive thingking, eagerness to ‘bury the hatchet’ or live in harmony on its surroundings. AAM and other 2000s Kancil texts described it with its great anxiety to the change, positive attitudes, hard working, and harmonized living, while removing the negative image of the past.
Untuk keterangan lebih lanjut silahkan menghubungi http://cisral.unpad.ac.id