Abstrak
Harmonisasi Hubungan Etnik Melayu, Dayak Dan Cina Dalam Masyarakat Multikultural Di Kota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat
Lukman Djafar
Unpad
Indonesia
Unpad
kearifan budaya, konflik laten, multikultural., prasangka
Dalam interaksi budaya antaretnik itu terjadi integrasi sosial yang ditandai oleh ikatan sosial yang semakin memperkokoh hubungan antaretnik yang berbeda. Dalam interaksi antaretnik itu muncul rasa saling mengharga,i percaya, solidaritas, rukun, damai, dan sebagainya. Namun interaksi antarbudaya dapat pula melemahkan, ikatan sosial di antara beberapa etnik itu menjadi renggang. seringkali juga terjadi konflik yang serius antara etnik dengan mengembangkan kebencian, curiga, merasa terancam, konflik baik fisik maupun non fisik, Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif didukung dengan data sekunder yang berkaitan dengan harmonisasi hubungan antar etnik. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara kepada tokoh masyarakat maupun masyarakat adat, masyakat, LSM dan pejabat pemerintah. secara langsung di perkampungan kelompok etnik dan tempat lain di mana interaksi budaya antaretnik terlihat intens. Juga dilakukan pengamatan dengan menyaksikan tradisi dan seni pertunjukkan etnik secara langsung. Untuk melengkapi data tentang keharmonisan antar etnik dilaksanakan juga pengumpulan data sekunder. Prasangka sosial, stereotipe dan etnosentrisme tumbuh subur disebabkan oleh pengaruh keluarga, lingkungan dan pengalaman hidup yang menjadikan anggota masyarakat enggan berkomunikasi dengan kelompok etnik lainnya. Kelompok etnik Melayu, Dayak dan Cina mempunyai kearifan budaya yang berasal dari ajaran agama dan nilai-nilai luhur nenek moyang hingga saat ini masih tetap dilestarikan. Perbedaan etnik tidak menjadi halangan untuk saling berinteraksi; tidak hanya sebatas kepada pertemuan langsung, intensitas interaksi yang dilakukan ketika melakukan aktifitas sosial, ekonomi, keberagamaan menjadi sarana untuk saling memahami sehingga terjadi penyesuaian dan saling menghargai perbedaan meski dengan nilai batasan budayanya.
In cultural interaction, socia integration occurs among ethincs or tribe that is shown by social bound to strengthen the ralation among them. In those interaction, every ethinc needs to respect, believe, build solidarity, keep peaceful each other. However, cultural interaction may ruin social integration. This may couse hostility, prejudice, insecurity, and conflict among the tribes. The current study used qualitative approach that is related to ethnics harmony. The data was collected from observation and interview of community leaders, tribes leaders, societies, non government organization and local governmeent leader. The research shows that the interactions among tribes run well. This can be seesn from art and cultural events held by those tribes. Beside primary data is also used. Social prejudice, stereoyipe and ethnocentrism occur coused by influence from family, environment and personal experience that causes some ethnics are reluctant to communicate with certain ethincs. The ethincs of Malay, Dayakness, and chinese have cultural wisdom from their relagion and ancertors. The ethnical diffrences are not the couse to interact among them; the interaction can be in from of talking, socail and economics activities. The differences are as a tool respect each other.
Untuk keterangan lebih lanjut silahkan menghubungi http://cisral.unpad.ac.id