Abstrak RSS

Tampilan Produksi Ayam Broiler Yang Diberi Konsentrat Campuran Kohay Dan Dedak Terfermentasi Rhizopus Oligosporus Tampilan Produksi Ayam Broiler Yang Diberi Konsentrat Campuran Kohay Dan Dedak Terfermentasi Rhizopus Oligosporus Tampilan Produksi Ayam Broiler Yang Diberi Konsentrat Campuran Kohay Dan Dedak Terfermentasi Rhizopus Oligosporus

Tampilan Produksi Ayam Broiler Yang Diberi Konsentrat Campuran Kohay Dan Dedak Terfermentasi Rhizopus Oligosporus Tampilan Produksi Ayam Broiler Yang Diberi Konsentrat Campuran Kohay Dan Dedak Terfermentasi Rhizopus Oligosporus Tampilan Produksi Ayam Broiler Yang Diberi Konsentrat Campuran Kohay Dan Dedak Terfermentasi Rhizopus Oligosporus
Muhammad Juraid Wattiheluw
Unpad
Indonesia
Unpad
, , , ,

Peningkatan kebutuhan protein hewani di masyarakat mendorong peternak ayam broiler untuk terus berkembang. Perkembangan ayam broiler tidak terlepas dari tingkat keberhasilan dalam pengelolaannya. Keberhasilan dalam usaha peternakan ayam broiler dipengaruhi oleh faktor pakan, bibit dan manajemen. Pakan merupakan bagian pengeluaran terbesar dalam usaha pemeliharaan ayam broiler dimana biaya yang dikeluarkan sebesar 60-70 % dari biaya produksi. Besarnya biaya produksi yang dikeluarkan untuk pakan disebabkan semakin tingginya harga bahan baku pakan, karena sebagian besar bahan baku pakan yang ada di dalam negeri masih disuplai dari bahan baku pakan impor Upaya alternatif menekan biaya produksi ayam broiler yaitu memanfaatkan waste atau limbah peternakan ayam petelur sebagai bahan baku pakan. Waste peternakan ayam petelur yang difokus adalah KOHAY atau kotoran ayam. Pemanfaatan KOHAY memerlukan pendekatan aplikasi bioteknologi yaitu fermentasi dengan bantuan jamur Rhizopus oligosporus. Tujuan penelitian yaitu memanf aatkan limbah peternakan yang dapat menimbulkan polusi udara dan gangguan kesehatan dengan upaya meningkatkan kualitas gizi serta nilai kecernaan yang tinggi dari KOHAY dengan cara fermentasi. Produk terfementasi diaplikasikan sebagai bahan baku pakan ayam broiler supaya menghasilkan ayam broiler yang memiliki tampilan produksi, kualitas karkas, dan kadar kolesterol yang layak. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen. Penelitian pertama dilaksanakan berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial 3×3. Faktor pertama (C1) adalah konsentrat campuran KOHAY dan dedak, dengan perbandingan 90% KOHAY dengan 10% dedak, (C2) 80% KOHAY dengan 20% dedak, dan (C3) 70% KOHAY dengan 30% dedak. Faktor kedua adalah dosis inokolum R.oligosporus, yaitu (D1) 0,5% inokolum R.oligosporus, (D2) 0,6% inokolum R.oligosporus, dan (D3) 0,7% inokolum R.oligosporus. Peubah yang diukur meliputi protein kasar, serat kasar, dan lemak kasar. Penelitian kedua dilakukan pengujian energi metabolisme dan kecernaan protein KOHAY. Penelitian ketiga dilaksanakan berdasarkan Rancangan Acak Lengkap dengan lima perlakuan produk konsentrat campuran KOHAY dengan dedak terfermentasi, yaitu 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20%. Peubah yang diukur meliputi konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum, persentase karkas, persentase lemak abdomen, dan kolesterol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai nutrien meningkat dibandingkan bahan asal. Penelitian tahap pertama konsentrat campuran KOHAY 90% dan dedak 10% terfementasi dengan inokulum R.oligosporus 0,6% (C1D6) menunjukkan bahwa protein kasar meningkat 34,43%, serat kasar menurun 10,99%, dan lemak kasar menurun 2,71%. Pada penelitian tahap dua menunjukkan bahwa energi metabolisme meningkat 72,02 kkal/kg dan kecernaan protein meningkat 72,12%. Pada penelitian tahap tiga menunjukkan bahwa pemakaian produk terfermentasi 10% hingga 15% dalam susunan ransum ayam broiler. meningkatkan konsumsi ransum 2886,16 g dan 2938,09 g; pertambahan bobot badan 1789,70 g dan 1768,30 g; konversi ransum 1,61 dan 1,66; persentase karkas 71,81% dan 70,16%; persentase lemak abdomen 1,11% dan 0,90%; kolesterol daging dada 33,02 mg/100g dan 34,63 mg/100g. Kesimpulan penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa konsentrat campuran kotoran ayam petelur 90% dan dedak padi 10% dengan inokulum R.oligosporus 0,6% (C1D6) memberikan sumbangan yang positif terhadap peningkatan nutrien dan daya cerna yang lebih baik dari bahan asal. Produk terfementasi 10% hingga 15% dalam susunan ransum ayam broiler menghasilkan performan dan kualitas fisik karkas ayam broiler yang optimal.

Increase the need for animal protein in society encourage a broiler farmer a broiler to continue to grow. The development of broiler is inseparable from the success rate in its management. Success in the business of broiler farms are affected by factors of feed, breed and management. Feed is largest part of expenditure in business broiler where maintenance expenses incurred by 60-70 % of production costs. The amount of feed production in a broiler caused by high price of raw fodder, because most of the feed ingredients available in the country was fed from the feed raw material imports. Alternative efforts in broiler production costs are utilising waste or sewage farm laying hens as raw feed. Waste farm hens are in focus is KOHAY or manure laying hens. Utilization of KOHAY require biotechnology applications that approach with the aid of Yeast fermentation of Rhizopus oligosporus. The research objective is harness of livestock waste that can cause air pollution and health problems with efforts to improve the quality of nutrition and high value digestibility of KOHAY by fermentation. Fermanted products applied as raw materials for fodder broiler so as to produce broiler having the appearance of production, the quality of carcass, and proper cholesterol levels. Research carried out by the experimental methods. The first study is based on Completely Randomized Design (CRD) 3×3 factorial. The first factor (C1) is the concentrate mixture of KOHAY and bran, namely: a combination is 90% KOHAY with 10% bran, (C2) 80% KOHAY with 20% bran, and (C3) 70% KOHAY with 30% bran. The second factor is the dosage inokolum R.oligosporus, namely: (D1) 0,5% inokolum R.oligosporus, (D2) 0,6% inokolum R.oligosporus, and (D3) 0,7% inokolum R.oligosporus. Variables research include crude protein, crude fiber, and crude fat. The second study tested the energy metabolism and protein digestibility of KOHAY. The third study conducted by Completely Randomized Design (CRD) with five treatments the concentrate mixture of KOHAY and bran fermentation products, namely 0%, 5%, 10%, 15 %, and 20 %. Variables are measured include the consumption of rations, added weight loss, conversion ration, the percentage of carcass, abdominal fat percentage, and cholesterol. The results of the research showed that the increased nutrient value than the original material. The first stage of research is the concentrate mixture of KOHAY 90% and 10% bran fermented by R.oligosporus inoculum 0,6% (C1D6) showed that increased 34,43% crude protein, crude fiber decreased 10,99%, and crude fat decreased 2,71%. The second stage study showed that of energy metabolism increased 72,02 kcal/kg and increased protein digestibility of 72,12%. The three stage study showed that the use of fermented products 10% to 15% in the composition of broilers rations. Increase consumption of ration 2886,16 g and 2938,09 g; extra weight body 1789,70 g and 1768,30 g; the conversion of rations 1.61 and 1,66; the percentage of carcass 71,81% and 70,16%; the percentage of abdominal fat 1,11% and 0,90%; cholesterol meat breast 33,02 mg/100g and 34,63 mg/100g. Research conclusions the overall shows that the concentrate mixture of KOHAY of 90% and 10% bran by R.oligosporus inoculum 0,6% (C1D6) contribute positively to increased nutrient and digestibility better from the original material. The application of 10% to 15% KOHAY fermentation products in the ration composition and performance of broilers produce physical qualities are optimal broiler carcass.

Untuk keterangan lebih lanjut silahkan menghubungi http://cisral.unpad.ac.id