Abstrak
PERBANDINGAN FORMALIN 10% DAN MODIFIKASI LARUTAN LARSSEN DALAM PENGAWETAN JARINGAN TIKUS GALUR WISTAR YANG DITINJAU DALAM STRUKTUR MAKROSKOPIK DAN JUMLAH KOLONI BAKTERI
Nurmila Sari, Vita Murniati Tarawan, Achadiyani
Unpad
Indonesia
formalin 10%, Jumlah Bakteri, modifikasi larutan Larssen, pengawetan, ukuran, warna
Formalin 10% adalah larutan fiksatif yang popular, relatif murah, dan dapat mempertahankan jaringan dengan baik, sehingga umum digunakan dalam pengawetan kadaver. Akan tetapi, larutan ini dapat menyebabkan terjadinya kekakuan jaringan, memiliki bau yang kuat, dan dapat menimbulkan gangguan kesehatan.Saat ini terdapat metode pengawetan lain yaitu dengan menggunakan modifikasi larutan Larssen yang berupa gabungan dua jenis larutan. Larutan pertama terdiri dari natrium klorida 500 gram, natrium bikarbonat 900 gram, chloral hydrate 1000 gram, natrium sulfat 1100 gram, formalin 10% 500 ml, dan air 1 Liter. Larutan kedua terdiri dari formalin 10% 100 ml, gliserin 400 ml, chloral hydrate 200 gram, natrium sulfat 200gram, natrium bikarbonat 200 gram, natrium klorida 180 gram, dan air 2 Liter.Larutan ini mengandung formalin dengan konsentrasi yang lebih kecil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan dan menganalisis larutan formalin 10% dan modifikasi larutan Larssen berdasarkan struktur makroskopik dan jumlah koloni bakteri pada jaringan hewan coba.Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium dengan teknik consecutive sampling terhadap 40 ekor tikus galur wistar. Jaringan otot, usus dan kulit diambil lalu dibagi dalam 3 kelompok perlakuan. Kelompok 1 adalah kelompok tanpa pengawet. Kelompok 2 dan 3 merupakan kelompok yang diawetkan dengan formalin 10% dan modifikasi larutan Larssen dengan interval waktu 1, 3, 10 dan 21 hari.Warna dan ukuran tiap jaringan pada tiap kelompok diperiksa sebelum dan sesudah perlakuan, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan bakteriologis.Hasil pengamatan menunjukkan bahwa jaringan pada kelompok modifikasi larutan Larssen dapat mempertahankan warna, serta jumlah koloni bakteri nol, tetapi mengalami perubahan ukuran. Data dianalisis secara statistikdengan Uji Chi-square untuk warna jaringan dan ukuran jaringan dengan Uji Kruskal Wallis dilanjutkan dengan post hoc Willcoxon.Simpulan adalah modifikasi larutan Larssen lebih baik dalam mempertahankan struktur makroskopik berupa warna tetapi tidak untuk ukuran serta tidak ditemukan koloni bakteri.