Abstrak RSS

Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Sawah Akibat Dampak Pengembangan Pariwisata

Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Sawah Akibat Dampak Pengembangan Pariwisata
I Nyoman Anom Mahendra Adnyana
Unpad
Indonesia
Unpad
, , ,

Penelitian ini didasarkan pada permasalahan yang dihadapi oleh sektor pertanian sawah di Desa Beraban berupa alih fungsi lahan sebagai akibat dampak dari pengembangan pariwisata di daerah tersebut. Isu-isu mengenai alih fungsi lahan penting untuk dipelajari agar dapat diketahui bagaimana mengendalikan alih fungsi lahan pertanian tersebut agar lahan pertanian dapat dipertahankan. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan suatu strategi pengendalian alih fungsi lahan pertanian sawah yang terjadi di Desa Beraban yang dilakukan dengan mengkaji faktor-faktor yang mendorong masyarakat melakukan alih fungsi lahan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dan kuantitatif dimana perumusan strategi pengendalian dilakukan dengan menggunakan model analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 21,98% responden pernah menjual lahan pertanian sawah dengan alasan ekonomi dan pengembangan objek wisata, 16,48% responden pernah mengalihfungsikan lahan pertanian sawah dengan alasan untuk dikembangkan usaha dan rumah tinggal. Faktor pendapatan rendah karena luas lahan garapan yang tidak memadai sebagai faktor pendorong utama para petani berkeinginan menjual lahan, dimana hal tersebut dinyatakan oleh 5,49% responden. Selanjutnya sebanyak 23,08% responden berkeinginan melakukan alih fungsi lahan karena ingin mengembangkan usaha lain yang lebih menguntungkan. Strategi yang dapat dikembangkan untuk mengatasi permasalahan alih fungsi lahan yang terjadi di Desa Beraban adalah (1) pengembangan ekowisata, dan (2) pengembangan industri pedesaan berbasis pertanian. Rekomendasi untuk mendukung kedua strategi tersebut adalah (1) Mengarahkan subak sebagai lembaga yang berorientasi ekonomi, (2) Mengarahkan kegiatan penyuluhan untuk mengembangkan subak sebagai lembaga ekonomi pedesaan, (3) Memfasilitasi kemitraan subak dengan lembaga-lembaga lainnya, (4) Memperkuat aturan adat dan aturan subak, dan (5) Keuntungan yang diperoleh dialokasikan kembali untuk membantu sektor pertanian.

The research is based in issues facing agricultural sector in Beraban village in respect to land conversion a result of impact of tourism development in that area. It is important to study issues on land conversion in order to understand how to control conversion of an agricultural land to be maintained. The research is designed to formulate a strategy to control agricultural land conversion in Beraban village by investigating factors driving community to make land conversion. Methods used in this research are qualitative and quantitative in which the strategy of controlling over is formulated by using SWOT analysis model. The results of the research shown that 21.98% of respondents are once selling their farming land, for reasons, economy and development of object interesting to tourists, 16.48% are once make conversion of their farming land, for reasons, development of residence and business. Income are low as not sufficient cultivation area for prominent driving factor making farmers willing to sell their land, it is expressed by 5.49% of respondents. Further, some 23.08% of respondents have wishing to develop other more rewarding businesses. Strategy to be developed for coping with issues on land conversion in Beraban village is (1) ecotourism development, and (2) agricultural-based rural industrial development. Recommendations for support of both strategies are (1) Direct subak for an economic-oriented institution, (2) Instruct counseling activities to develop subak for rural economic institution, (3) Facilitate partnership of subak and other institutions, (4) Reinforce traditional rule and subak rule, and (5) Profit acquired is allocated again to support agricultural sector.

Untuk keterangan lebih lanjut silahkan menghubungi http://cisral.unpad.ac.id