Abstrak
Pemberdayaan Perempuan Dalam Penanggulangan Kemiskinan
Resmi Ranti Rosalina
Unpad
Indonesia
Unpad
dampak ekonomi dan sosial, JEL: I 15 I 25 I 38 G 21 O 15, Partisipasi, Pemberdayaan perempuan
Manajemen microfinance terintegrasi merupakan salah satu upaya penanggulangan kemiskinan yang tidak hanya terfokus pada peningkatan pertumbuhan ekonomi, namun ditunjang dengan layanan sosial lainnya seperti pendidikan, layanan kesehatan dan pemeliharaan lingkungan. Penelitian ini berupaya mengungkapkan program manajemen microfinance terintegrasi yang dijalankan oleh pemerintah Kota Bandung di wilayah Kel. Pasir Impun melalui pemberdayaan perempuan dalam Program Terpadu P2WKSS. Penelitian menggunakan metode kombinasi dengan model Concurrent Triangulation. Hasil penelitian mendapati bahwa tingkat partisipasi perempuan terhadap program P2WKSS di Kelurahan Pasir Impun cukup tinggi dilihat dari faktor pendorong partisipasi yang terukur yaitu Kemauan, Kesempatan, dan Kemampuan. Namun partisipasi yang cukup tinggi ini hanya berpengaruh sebesar 15,6 % terhadap dampak ekonomi dan sosial. Analisis kualitatif menunjukkan bahwa partisipan belum merasakan pemberdayaan ekonomi berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan ekonomi karena program-program pelatihan dan pengetahuan yang diberikan dirasakan belum dapat diaplikasikan dan pendampingan yang dilakukan program P2WKSS yang hanya berjalan satu tahun dirasakan tidak cukup mengembangkan kondisi ekonomi partisipan. Sebuah dampak positif lain dari Program Terpadu P2WKSS adalah munculnya inisiatif kegiatan microfinance dari para partisipan sendiri dalam rangka menambah modal sebagai solusi minimnya dukungan pemerintah, yakni melalui Kelompok Usaha Perempuan (KUP) dan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS). Melalui kegiatan microfinance ini, para partisipan berharap mampu mengakses modal kerja sehingga dapat mengaplikasikan keterampilan dan pengetahuan yang telah didapatkan. Hal ini menunjukan bagaimana tingginya partisipasi dari para perempuan sasaran mampu menghasilkan sebuah perubahan.
Integrated microfinance management (IMM) is one of a poverty reducing efforts that focuses not only on increasing economic growth of the poor especially poor women, but also on providing support from other social services such as educatoin, healthcare and environmental care to better empower them. This research argues and shows, through an IMM perspective, how the Bandung municipality government, -prior to their knowledge- had already implemented an IMM approach through the Program Terpadu P2WKSS in district Pasir Impun, that is a capacity building program intended to empower local women in the area. This research uses a complementary research method with a concurrent triangulation model. The results show that the participation level of women in the Program Terpadu P2WKSS is high, this is seen from encouraging factors of Willness, Opportunity, and Ability. However, this high participation only poses a 15,6% influence towards their economic and social outcomes. A qualitative analysis shows the participants have not yet significantly felt the impact of economic empowerment towards their economic conditions, as they can not yet apply the training programs and knowledge given to them. Also because the one year mentoring activities by the P2WKSS facilitators is not enough to develop participants economic conditions. Another positive impact of the Program Terpadu P2WKSS is the emergence of microfinance initiatives from among the participants, in order to increase the capital needed to offset the lack of government support, such as through the establishment of Kelompok Usaha Perempuan (KUP) and Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS). Through these microfinance activities, the participants wants to be able to access working capital so that they may apply their acquired skills and knowledge. This shows how a high level women participation can produce a change.
Untuk keterangan lebih lanjut silahkan menghubungi http://cisral.unpad.ac.id