Abstrak
IMUNONUTRISI
Dr. dr. Dida A. Gurnida, SpA(K), M.Kes
Unpad,Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
Indonesia
Unpad,Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
Imunonutrisi, nutrien., nutrisi
Seiring pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan, berhasil teridentifikasi berbagai nutrien dalam makanan dengan struktur, sifat maupun aktivitasnya berperan spesifik terhadap sistim imun, oleh karena itu dukungan nutrisi tidak hanya terfokus untuk memenuhi kebutuhan energi, makro dan mikro nutrien demi kelangsungan hidup, tetapi lebih jauh pada kondisi patologis, menjadi dukungan nutrisi untuk mencegah perburukan penyakit serta mengakselerasi proses penyembuhan. Konsep dukungan nutrisi dalam upaya modulasi fungsi imunitas dikenal sebagai imunonutrisi (Immune-enhancing diets atau Immuno-modulating diets) yaitu pendekatan terapi terhadap perubahan patologis dalam imunitas adaptif maupun alamiah, yang muncul sekunder akibat inflamasi, infeksi maupun pembedahan, dengan pemberian imunonutrien. SEJARAH Pada tahun 1980 berhasil diidentifikasi protein pirogen yang terlibat pada respon panas akibat infeksi, yakni interleukin-1 (IL-1), IL-6, dan TNF-£\, kemudian dikenal sebagai sitokin yang terlibat dalam aktivasi respon imun. Temuan ini memberikan ide pada para ahli imunologi untuk meneliti lebih jauh kemungkinan manipulasi respon imun dengan menggunakan mikronutrien. Awal tahun 1990 Alexander dkk mencoba formula enteral yang disuplementasi arginin, asam lemak omega-3 (ƒç-3), vitamin A, vitamin C dan seng, yang ternyata dapat mengurangi kejadian infeksi dan menurunkan lama perawatan pada pasien luka bakar. Daly dkk menemukan manfaat terapeutik suplementasi arginin, asam lemak ƒç-3 dan nukelotida pada pasien postoperatif elektif keganasan saluran cerna atas yang menunjukkan penurunan risiko komplikasi.