Abstrak
Persepsi Masyarakat Tentang Layanan Ekosistem Dan Struktur Serta Pengelolaan Pekarangan Di Pedesaan Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang
Endang Dwiyono
Unpad
Indonesia
Unpad
layanan ekosistem, pekarangan, pengelolaan pekarangan, persepsi masyarakat
Penelitian ini dilandasi oleh semakin pesatnya pertumbuhan wilayah di Kecamatan Jatinangor yang telah berdampak terhadap lingkungan. Pekarangan sebagai salah satu alternatif penggunaan lahan yang memiliki beragam layanan ekosistem perlu untuk dipertahankan. Akan tetapi dinamika pekarangan tidak terlepas dari perubahan aspek fisik dan sosial akibat pertumbuhan wilayah yang dapat merubah persepsi masyarakat tentang layanan ekosistem pekarangan, sehingga dikhawatirkan dapat merubah struktur serta pengelolaan pekarangan oleh masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dominant quantitative less dominant qualitative. Data dikumpulkan melalui wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner, wawancara semi terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara dan observasi lapangan. Analisis data kulaitatif menggunakan analisis deskriptif, sedangkan analisis data kuantitatif menggunakan skoring persepsi, indeks keanekaragaman jenis Shanon-Wiener, Summed Dominance Ratio (SDR),Koefisien Dasar Hijau (KDH)dan analisis korelasi menggunakan Pearson Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat memiliki persepsi pada skala baik sampai sangat baik tentang layanan ekosistem pekarangan. Luas kepemilikan pekarangan rata-rata adalah 92,5 m2 yang termasuk dalam kategori sedang dengan struktur tanaman yang ditemukan meliputi komposisi jenis tanaman yang terdiri dari jenis tanaman buah, bumbu, obat-obatan, hias, pangan dan tanaman produksi dan dominasi tanaman buah di pekarangan dengan pengelolaan lahan dan tanaman yang didominasi oleh kepala keluarga. Analisis korelasi menunjukan terdapat hubungan positif yang sedang antara persepsi masyarakat tentang layanan ekosistem pekarangan dengan keanekaragaman jenis tanaman dipekarangan dan hubungan positif yang rendah antara persepsi masyarakat tentang layanan ekosistem pekarangan dengan Koefisien Dasar Hijau (KDH).
This study was conducted because of the rapid growth of Jatinangor district that has influenced its environment. Home-garden as an alternative land use which has varied ecosystem services need to be maintained. However, the dynamics of the home-garden can not be separated from changes in the physical and social aspects of the region as a result of growth that can change people’s perceptions about home-garden ecosystem service, so it may change the structure and management of the home-garden. The methodology used in this research was dominant quantitative less dominant qualitative. The data were gathered through structured interview using questionnaire, semi structured interview using interview guideline and field-observation. The data were analyzed using descriptive analysis for qualitative data, while quantitative data were analyzed by perception scoring, species diversity index of Shannon-Wiener, Summed Dominance Ratio (SDR), Basic Green Coefficient (KDH) and correlation analysis using Pearson Product Moment. The findings show that perception of home-garden ecosystem services range between good until very good. The average width of home-garden ownership is 92, 5 m2 in moderate category with the structure of the plants which were found including composition of plant species which is fruits, spice, herbs, ornamental, food plants and crop production with Land management and crop dominated by head of household. Correlation analysis shows that there is average positive correlation between people perception towards home-garden ecosystem services with the variety of plant species in the home-garden and low positive correlation between people’s perception towards home-garden ecosystem services with Basic Green Coefficient (KDH).
Untuk Keterangan Lebih Lanjut Dapat Menghubungi www.cisral.unpad.ac.id