Abstrak
Motif (Faktor Pendorong) Dan Persepsi Kawin Usia Muda Pada Remaja Pedesaan Di Jawa Barat
Siti Homzah, Munandar Sulaeman
Unpad, Seminar Kebudayaan Indonesia Malaysia X Universitas Padajadajaran Universitas Kebangsaan Malaysia mei 2007
Indonesia
Unpad, Seminar Kebudayaan Indonesia Malaysia X Universitas Padajadajaran Universitas Kebangsaan Malaysia mei 2007
Kawin Usia Muda, motif, Motive, Perception, Persepsi, Young Age Marriage
Secara substantif terjadinya kawin usia muda pada remaja di pedesaan merupakan permasalahan kompleks yang tidak lepas dari masalah ekonomi, sosial, budaya, agama dan kebijakan. Artinya terjadinya kawin usia muda berkaitan dengan berbagai faktor permasalahan tersebut. Faktor ekonomi sering menjadikan orang tua bersifat pragmatis, disatu pihak ada keinginan untuk memberikan pendidikan yang baik bagi anaknya, tetapi di lain pihak pertimbangan biaya pendidikan yang mahal dan kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan mendorong anaknya untuk segera menikah. Faktor lain berkaitan dengan kecenderungan anak remaja perempuan yang tereksploitasi budaya komersialisasi sehingga banyak terjadi kawin usia muda. Pada kasus tertentu, kehawatiran orang tua terhadap pola pergaulan jaman sekarang, mendorong orang tua untuk segera menikahkan anaknya. Aspek pemahaman nilai agama secara tidak langsung dapat pula mendorong terjadinya kawin usia muda Demikian pula faktor penting lainnya adalah kebijakan pemerintah dalam praktek proses pernikahan, masih belum tegas dalam mensyaratkan usia pernikahan, terutama pada praktek nikah lebih cenderung mengabulkan nikah karena pertimbangan interpretasi nilai agama yang bias bukan pertimbangan fungsi keluarga lainnya. Sedangkan persepsi remaja terhadap kawin usia muda berkaitan dengan nilai sosial budaya dan agama yang mempengaruhi interpretasi remaja sebagai memori permanen atau representasi mental pada proses berpersepsi.
Substantively, the appearance of young age marriage of adolescent in the village is a complex problem that not detached to an economical, social, cultural, religion and policy problem. It means that the appearance of young age marriage is related to those problem. Economical factor frequently makes parents to be a pragmatic , in one side there is a desire to give a good education of their children, but in other side a consideration about a high educational cost and lack of family economical condition urge their children to immediately marry. Another factor is associated with young girls leaning that exploited by commercializastion culture so a lot of young age marriage is appearing. An aspect of religious value understanding indirectly urge the appearance of young age marriage. In certain case, parents wariness to recent behaviour pattern, urge them to immediately marry their children. Thus with another important factor that is government policy in marriage process practice, they still not being clear in condition of marriage age, it is more learning to grant it by religion consideration not for family function. While an adolescent perception about young age marriage related to cultural, social value and religion affecting adolescent interpretation as a permanent memory or mental reprecentation in a process of perception.