Abstrak
Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktik Penyuluhan Infeksi Saluran Pernafasan Akut Pada Balita Oleh Kader Posyandu Di Puskesmas “X” Di Kabupaten Bandung Barat
Asri Tresnaasih, Ardini Raksanagara, Kuswandewi Mutyara
Unpad
Indonesia
Unpad
ARI, Cadres, Counseling, Ispa, kader, Penyuluhan, posyandu, Practices, praktik
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Indonesia menempati urutan pertama dari sepuluh besar penyakit rawat jalan di rumah sakit. ISPA balita di Jawa Barat menempati urutan pertama (14,4%). Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan oleh masyarakat. Kader bertugas memberikan penyuluhan terutama mengenai kesehatan ibu dan anak. Penelitian bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik penyuluhan ISPA balita oleh kader di posyandu wilayah kerja Puskemas Cikole, serta menganalisis penghambat,pendukung pelaksanaan praktik penyuluhan ISPA balita. Rancangan penelitian mixed method, concurrent embedded design. Sampel 57 kader posyandu, teknik purposive sampling. Data kuantitatif diperoleh melalui teknik angket dan observasi, data kualitatif menggunakan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik penyuluhan ISPA oleh kader posyandu secara signifikan adalah pengetahuan ISPA (p=0,019), sikap Kader (p= 0,023), dan motivasi (p=0,004) . Berdasarkan regresi logistik yang paling dominan adalah motivasi. Faktor penghambat adalah kurang wawasan, pendidikan rendah, dan aktivitas lain kader, tidak tersedia media, kurang fasilitas, masyarakat kurang merespon, dana operasional tidak mencukupi. Faktor pendukung kader posyandu adalah dukungan sosial,, motivasi, rasa tanggungjawab kader, jumlah kader. Kesimpulan adalah pengetahuan ISPA, sikap kader, motivasi, merupakan faktor yang berhubungan dengan praktik penyuluhan . Faktor yang paling dominan adalah motivasi. Disarankan kepada petugas promosi kesehatan Puskesmas untuk melaksanakan evaluasi, sehingga kebutuhan dan hambatan kader posyandu dapat diketahui, memfasilitasi pelatihan mengenai ISPA balita, serta memberikan insentif non moneter lainnya yang dapat meningkatkan motivasi kader
Acute Respiratory Infection (ARI) in Indonesia topped the list of the top ten diseases outpatient at the hospital. ISPA toddler in West Java ranks first (14.4%). Posyandu is one form of power Sourced Public Health Efforts are managed and organized by the community. Cadres in charge of providing information mainly on maternal and child health. The study aims to identify factors associated with infant respiratory counseling practices by cadres in posyandus Cikole working area health centers, as well as analyze barriers, supporting the implementation of ARI underfive counseling practice. Mixed method research design, concurrent embedded design. Samples 57 cadres Posyandu, purposive sampling technique. Quantitative data obtained through questionnaires and observation techniques, qualitative data using interviews. The results showed that factors related to the practice of counseling ARI significantly Posyandu cadres are knowledge ARI (p = 0.019), Kader attitude (p = 0.023), and motivation (p = 0.004). Based on logistic regression is the most dominant motivation. Limiting factor is the lack of insight, poor education, and other activities of cadres, not available media, lack of facilities, poor people respond, operational funds are insufficient. Factors supporting posyandu cadres , motivation is social support, sense of responsibility of cadres, cadres number. The conclusion is ARI knowledge, attitudes cadres, motivation, a factor related to the practice of counseling. The most dominant factor is motivation. It is suggested to the officerhealth promotion at the health center to carry out the evaluation, so that the cadre’s needs and barriers can be known, facilitate training on ISPA toddlers, as well as other non-monetary incentives that could increase the motivation of cadres.