Abstrak
Evaluasi Hambatan Penyelenggaraan Klinik Berhenti Merokok Di Kabupaten Purwakarta
Dewi Susanti
Unpad
Indonesia
Unpad
Kinik Berhenti Merokok, Motivasi, Motivation, Perilaku Merokok, Smoking behaviour, Smoking Cessation Clinic
Sejak bulan Juli tahun 2010 Klinik Berhenti Merokok (KBM) didirikan di 5 (lima) puskesmas di kabupaten Purwakarta. Klinik ini dimaksudkan untuk membantu para perokok yang membutuhkan pertolongan untuk menghentikan kebiasaan merokok. Namun penyelenggaraan KBM ini hanya berjalan selama satu tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk 1).Mengetahui motivasi masyarakat untuk menggunakan KBM, 2).Mengeksplorasi faktor-faktor yang menghambat penyelenggaraan KBM. Rancangan penelitian adalah Embedded Concurrent Mixed Methods. Didapatkan 210 subjek untuk penelitian kuantitatif yang merupakan penduduk di wilayah Puskesmas Darangdan, Plered, Cibatu, Purwakarta dan Pasawahan yang merokok setiap hari dalam 3 tahun terakhir serta serta memenuhi kriteria inklusi. Subjek untuk penelitian kualitatif adalah pemegang kebijakan di Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, petugas di KBM dan penduduk yang pernah datang ke KBM yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 33,3% dari masyarakat yang mempunyai motivasi baik untuk menggunakan KBM. Hambatan penyelenggaraan KBM disebabkan oleh faktor-faktor : 1) Pembiayaan, 2) Sarana dan Prasarana, 3) Insentif, 4) Koordinasi, 5) Tugas pokok dan fungsi petugas, 6) Perencanaan, 7) Sosialisasi, 8) Dukungan Pemerintah Daerah, dan 9) Evaluasi. Sepertiga masyarakat memerlukan KBM yang seharusnya difasilitasi oleh pemerintah. Bila program ini berhasil maka akan mampu mendorong kelompok perokok dengan motivasi kurang untuk menggunakan KBM. KBM yang telah tersedia merupakan aset dan potensi di kabupaten Purwakarta untuk mengatasi perilaku merokok di masyarakat. Perlu advokasi kepada pemerintah daerah untuk melakukan revitalisasi KBM.
Since July 2010, Smoking Cessation Clinic (SCC) was established in five clinics in Purwakarta District. These clinics are intended to help smokers stop their smoking habit. But this is only lasted one year. The purpose of this research is 1) To know the motivation of the community to use SCC, 2) To explores the factors which inhibit the implementation of SCC. The research design was the embedded concurrent mixed methods. It was obtained 210 subjects to use for quantitative research who reside in the area of public health Darangdan, Plered, Purwakarta, Cibatu, and Pasawahan who smoke every day in the last 3 years which meets the criteria of inclusion. Subject of qualitative research is policy holders in health department of Purwakarta District, health officer at SCC and people who have come to SCC, which meets the criteria of inclusion. Thr results of the research showed 33.3% of the community has a good motivation to use the SCC. The barriers of the implementation of SCC caused by 9 factors: 1) Financing, 2) Facilities and infrastructure, 3) Incentives, 4) Coordination, 5) Tasks and functions, 6) Planning, 7) Socialization, 8) Support of Local Governments, and 9) Evaluation. One third of the community requires SSC which was supposed to be facilitated by the Local Government. If the program successful, it will be able to motivate less-motivated smokers to use SCC. SCC is an asset and potential in Purwakarta district to overcome the smoking behavior in society. It need advocacy on local governments to undertake revitalization of SCC.