Abstrak
Studi Komparasi Mengenai Intensi Helping Behavior Antara Siswa SMP Anggota PMR dan Siswa SMP Bukan Anggota PMR
Nisa Adriana Widiastini
Unpad
Bahasa Indonesia
Unpad
intensi, Perilaku Menolong, PMR, Remaja Awal
Menurut kodratnya, manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Hal ini pun menjadi dasar mengapa manusia dalam kehidupannya harus saling tolong menolong dengan manusia lainnya. Akan tetapi, pada kenyataannya kepesatan perkembangan kota membawa dampak sosial berupa perilaku masyarakat yang cenderung individualis dan melupakan prinsip tolong menolong. Beberapa ahli menyatakan empati dan simpati merupakan faktor penting dalam perilaku prososial – termasuk perilaku menolong (Batson, 1991; Hoffman, 2000; Staub, 1979). Kedua hal tersebut berkembang pada masa anak akhir atau remaja awal. William Damon (1988) menyatakan bahwa perilaku prososial – termasuk perilaku menolong akan berkembang lebih pesat jika distimulasi dari teman bermain atau peers. Salah satu peers yang diduga dapat membantu perkembangan intensi perilaku menolong adalah ekstra kurikuler PMR. Hal ini disebabkan oleh pemberian pengetahuan, materi, dan tekanan dari berbagai pihak yang berkaitan dengan intensi perilaku menolong.
Racangan penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan deskriptif dalam suatu studi komparatif. Penelitian ini dilakukan terhadap 85 siswa SMP anggota PMR dan 85 siswa SMP bukan anggota PMR. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan intensi perilaku menolong antara siswa SMP anggota PMR dan siswa SMP bukan anggota PMR.