Abstrak
Stabilisasi Aktivitas Lisozim Dalam Sediaan Serbuk Beku Kering Pada Serum Otologus Menggunakan Lioprotektan Sukrosa
Rostina Melpin, Iman P. Maksum, Toto Subroto, Sutarya Enus, Soetijoso Soemitro
Unpad
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Unpad
activities of lysozyme, aktivitas lisozim, autologous serum, liofilisasi, lioprotektan sukrosa, lyophilization, lyoprotectant sucrose, serum otologus
Penggunaan serum autologus dalam bentuk tetes mata telah dilaporkan sebagai terapi baru pada sindrom dry eye. Serum autologus memiliki sifat biomekanik serta biokimia yang mirip dengan air mata normal, mengandung faktor pertumbuhan, fibronektin, lisozim dan vitamin. Serum otologos dalam bentuk cairan hanya dapat bertahan selama satu bulan pada penyimpanan 40C. Oleh karena itu, serum otologus perlu dibuat dalam bentuk serbuk beku kering melalui proses liofilisasi, namun proses ini dapat menyebabkan terjadinya agregasi protein, oleh sebab itu terjadinya agregasi protein perlu dihindari. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan stabilitas aktivitas lisozim serum otologus sediaan serbuk beku kering setelah proses liofilisasi dengan penambahan lioprotektan sukrosa dengan konsentrasi 30, 40, 60, 100 dan 150 mM. Serum dikeringkan melalui proses liofilisasi, kemudian disimpan selama enam bulan pada suhu ruang dan 40C kemudian dianalisis dengan metode turbiditas dan HPLC. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas lisozim natif yaitu 1133,3 U/mL dan aktivitas lisozim setelah proses liofilisasi dengan penambahan sukrosa selama enam bulan penyimpanan pada suhu 40C yaitu 900 U/mL, terjadi penurunan sebanyak 20%. Hal ini juga dibuktikan dengan penentuan karakter lisozim menggunakan HPLC, terlihat penurunan luas area 20%. Adapun lisozim natif yang diperoleh sekitar 5,8 mg/mL sedangkan setelah penyimpanan 3,7 mg/mL. Nilai ini masih berada pada rentang kadar yang dapat digunakan. Diantara konsentrasi lioprotektan yang digunakan, sukrosa dengan penambahan konsentrasi 60 mM menunjukkan potensi terbaik menjaga lisozim selama proses liofilisasi dan selama tiga bulan penyimpanan sebesar 4,8 mg/mL.
The use of autologous serum in the form of eye drops has been reported as a new treatment for dry eye syndrome. They are by nature non-allergenic and their biomechanical and biochemical properties are similar to normal tears, because they contain components such as growth factors, fibronectin, lysozyme and vitamins. However, serum autologous in liquid can only survive for one month at 40C storage. Therefore, the autologous serum is made in dry forms (solid proteins) through lyophilization, but aggregation of proteins in lyophilization process must be solved. This research aims to study stability of lysozyme activity in solid proteins after lyophilization process and addition of lyoprotectant sucrose 30, 40, 60, 100 and 150 mM. It was analyzed by turbidity method and HPLC. These studies showed that the activity of lysozyme native is 1133.33 U/mL and activity after after lyophilization process with the addition of sucrose for six months storage at 40C is 900 U/mL. This suggests that the 20 % reduction in activity of lysozyme. This is also evidenced by the determination of the character of lysozyme using HPLC seen a decrease in the area of 20%. The native of lysozyme obtained about 5.8 mg/mL, while after the deposit of 3.7 mg/mL. This value is still in the range that can be used. The addition of 60 mM sucrose showed the best potential of lyoprotectant to keep lysozyme during the process of lyophilization and the three months storage is 4.8 mg/mL.