Abstrak RSS

Pelatihan untuk Meningkatkan Responding Joint Attention dengan Menggunakan Discrete Trial Training (DTT) dan Pivotal Response Training (PRT) pada Severe Autism Usia 5 Tahun.

Pelatihan untuk Meningkatkan Responding Joint Attention dengan Menggunakan Discrete Trial Training (DTT) dan Pivotal Response Training (PRT) pada Severe Autism Usia 5 Tahun.
Margareth Rani R.S
Unpad
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Unpad
, , ,

Salah satu gangguan sosial-komunikasi yang paling awal dideteksi pada anak dengan autisme adalah adanya defisit dalam keterampilan joint attention. Kurangnya kemampuan joint attention pada anak dengan autisme, terutama LFA, akan menyebabkan anak kesulitan dalam membagi atau menyamakan perhatian dengan orang lain, kurangnya kontak mata, tidak mampu mengikuti arahan gestur dari orang lain, mengalami kesulitan sosial seperti mempelajari kemampuan mengurus diri, dan kurang dapat belajar kesesuaian kata-objek (bahasa). Responding joint attention (RJA) merupakan bentuk awal perilaku joint attention. Pada penelitian ini, peneliti merancang pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan responding joint attention pada severe autism dengan menggunakan DTT dan PRT. DTT dan PRT adalah modifikasi perilaku yang merupakan turunan dari ABA. Pada pelatihan ini anak autisme dilatih untuk melakukan responding joint attention. Adanya komponen motivasi dalam pelatihan ini dapat mendorong keinginan anak untuk terlibat dalam interaksi joint attention. Rancangan pelatihan kegiatan ini dilakukan dalam bentuk quasi experiment dengan desain single subject design ABA. Pelatihan dilakukan kepada 2 anak severe autism usia 5 tahun selama 12 sesi, 3 kali seminggu, setting individual. Pelatihan didahului dengan pengukuran RJA sebagai kondisi baseline (pretest), lalu pengukuran frekuensi responding joint attention selama pelatihan, dan pengukuran kembali RJA sebagai kondisi akhir (posttest). Pengukuran kondisi pre dan post test menggunakan Early Social Communication Scales. Hasil penelitian menunjukkan setelah menerima pelatihan responding joint attention, kemampuan responding joint attention kedua subjek autisme meningkat. Subjek 1 memperoleh rata-rata persentase kemampuan sebesar 88.09%, yang berarti bahwa pencapaian kemampuan RJA pada anak tergolong tinggi (. 80%). Subjek 2 memperoleh persentase rata-rata RJA sebesar 59.51%, yang berarti bahwa peningkatan kemampuan RJA yang anak raih tergolong rendah. Perbedaan pencapaian kemampuan RJA pada kedua subjek autisme dipengaruhi oleh intensitas perilaku repetitif dan ketertarikan stereotip.

Download: .PDF