Abstrak
Korelasi Antara Nilai Hemoglobin A1C Dengan Kadar Glukosa Darah Puasa Dan Kadar Glukosa Darah 2 Jam Postprandial Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2
Sylvia Rachmayati, Ida Parwati, Nanan Sekarwana, Rachmat Soelaeman
Universitas Padjadjaran, disampaikan di pertemuan ilmiah tahunan X: workshop & seminar nasional: tema peran dokter spesialis patologi klinik dalam tata laksana pasien yang komprehensif, Pontianak 2011
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, disampaikan di pertemuan ilmiah tahunan X: workshop & seminar nasional: tema peran dokter spesialis patologi klinik dalam tata laksana pasien yang komprehensif, Pontianak 2011
Hemoglobin A1C, Kadar Glukosa Darah Puasa, Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2
Berbagai penelitian epidemiologi menunjukan adanya kecenderungan peningkatan angka insident dan prevalendi Diabetes Mellitus Tipe 2 ( DMT2) di dunia, karena meningkatnya laju pertumbuhan penduduk, usia, urbanisasi, serta meningkatnya prevalensi obesitas dan aktivitas fisik yang menurun. Wolrd Health Organization (WHO) memprediksi peningkatan jumlah penderita DM yang cukup besar pada tahun tahun mendatang. Penderita DM di Indonesia diprediksi akan meningkat dari 8,4 Juta pada tahun 2000 menjadi 21,3 juta pada tahun 2030. Estimasi jumlah penderita DM di Indonesia menempati urutan ke empat di dunia setelah India, Cina dan Amerika. Suatu jumlah penderita DM yang sangat besar disertai adanya penyulit merupakan masalah penting karen DM ini memberikan dampat terhadap ekonomi, dam kualitas sumber daya manusia. Diagnosis DM yang telah lama mengacu pada kriteria yang telah ditetapkan WHO atau pun ADA, seperti yang telah dianut oleh PERKENI di Indonesia. Secara laboratoris, diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu (GDP) dan puasa, serta 2 jam postgrandial (GD2-PP). American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa tujuan penanganan pada penderita DM adalah mempertahankan kadar glukosa darah yang mendekati kadar glukosa darah normal dan pemantauan kadar glukosa darah optimal, sehingga dapat mencegah atau menunda timbulnya komplikasi DM untuk jangka waktu yang panjang. Namun demikian pemeriksaan kadar glukosa darah hanya menggambarkan keadaan kadar glukosa darah sesaat saja, tidak menggambarkan keadaan periode sebelumnya. Dengan demikian diperlukan pemeriksaan untuk evaluasi kadar glukosa darah selama periode tertentu, yaitu melalui pemeriksaan HbA1c. HbA1c adalah HbA dengan gugus N-terminal valin pada rantai ? nya berikatan dengan gugus glukosa yang berakumulasi pada eritrosit sesuai dengan kadar glukosa darah. Dengan demikian maka HbA1c digunakan untuk mengevaluasi kadar selama periode 2-3 bulan yang lalu.