Abstrak
Strategi Adaptasi Dan Resiliensi Sosial Transmigran (Studi Kasus di Permukiman Transmigrasi Majuria, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan)
Yudha Adi Pradana, Oekan S Abdoellah, Engkus Kusnadi Wikarta
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran
adaptation strategy, kerentanan, resiliensi sosial, social resilience, strategi adaptasi, Transmigran, Transmigrant, vulnerability
Transmigrasi adalah program pemerintah untuk memindahkan penduduk dari Pulau Jawa yang padat penduduknya ke luar pulau sebagai upaya untuk mempercepat pembangunan terutama di kawasan yang masih terisolir atau tertinggal sekaligus meningkatkan kesejahteraan transmigran. Adanya perubahan lingkungan hidup buatan yang ditemui transmigran di tempatnya yang baru akan menimbulkan tekanan dan permukiman transmigrasi yang bermasalah akan berakibat terjadinya kerentanan. Hal ini menuntut transmigran untuk dapat mengembangkan strategi adaptasi dan resiliensi sosial agar dapat bertahan hidup di lokasi tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kerentanan di permukiman transmigrasi (kimtrans) Majuria, strategi adaptasi yang dilakukan oleh transmigran dan resiliensi sosial yang terjadi di kimtrans Majuria. Penelitian ini menggunakan metode campuran dengan strategi embedded konkuren dengan kualitatif sebagai metode primer dan kuantitatif sebagai pendukung. Metode kualitatif digunakan untuk memperoleh informasi mengenai praktek adaptasi yang dilakukan transmigran, kondisi bio geofisik, hubungan sosial, kelembagaan dan kerentanan di kimtrans Majuria. Sedangkan metode kuantitatif menggunakan analisis data uji tollens (uji t) terhadap apakah ada perbedaan terhadap jumlah jenis tanaman budidaya dan luasan lahan yang diusahakan oleh transmigran asal dengan transmigran setempat, dengan ukuran sampel sebanyak 50 kk transmigran. Analisis data lainnya menggunakan statistika deskriptif untuk mengukur jumlah kk transmigran yang melakukan diversifikasi pekerjaan dan jumlah pendapatan secara umum kk transmigran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerentanan di kimtrans Majuria dapat dilihat dari tingkat kesuburahan lahan yang rendah, adanya bahaya banjir, adanya serangan hama babi, produktivitas padi yang rendah, banyaknya transmigran yang pergi sementara waktu dari lokasi padahal transmigran sangat tergantung terhadap kondisi lahan yang mereka miliki. Strategi adaptasi yang dikembangkan transmigran antara transmigran asal dan transmigran setempat berbeda-beda hal ini dikarenakan oleh faktor latar belakang kebudayaan mereka seperti daerah tempat tinggal sebelumnya, di samping itu faktor kebutuhan ekonomi juga turut mempengaruhi sehingga transmigran mengembangkan strategi yang berbeda baik di bidang pertanian, peternakan maupun kegiatan off farm yang dilakukan oleh transmigran. Sedangkan bentuk resiliensi sosial yang dikembangkan oleh transmigran dapat meliputi kelembagaan lokal, reorganisasi kelembagaan dan hubungan antar transmigran. Resiliensi sosial pun meliputi kemampuan transmigran untuk belajar dari pengalaman antara mereka dan secara sadar menggabungkan pengetahuan yang mereka dapatkan ke dalam interaksi transmigran dalam lingkungan sosial dan fisik seperti transfer pengetahuan budidaya padi dan gotong royong membangun musholla
Transmigration is government program to transport people from java to settlement area in the outer island as effort to accelarate district development especially in remote area or under developed area and also improve transmigrant welfare. Living area change that transmigrant meet in new district will create pressure for transmigrant and transmigration district that have problem will cause vulnerability. That matters strive for transmigrant to develop adaptation strategi and resilience sosial so transmigrant can hold out in that location. This study done to know how vulnerability in Majuria transmigration district, transmigrant adaptation strategy, and analyze social resilience in Majuria. This research use mixed methode with embedded concurrent strategy, qualitative as primer methode and quantitative as supporting methode. Qualitative methode used for getting informtion about transmigrant adaptation practice, bio geofisik condition, social relation, institution, and vulnerability in Majuria. Whereas quantitative methode use t test data analysis in that is any difference between local and java transmigrant in cultivation plant species quantity and scope transmigrant land planted with cultivation plant species, sample size is 50 transmigrant head of family. The result of study that vulnerability in Majurian can known from poor level of soil fertility, flood, piq attack, low paddy productivity, many transmigrant go temporary from location, unfortunetely transmigrant very depend on their agricultural land. Adaptation strategy that developed by local and java transmigrant is different. The difference is caused their cultural background such as lived area before, beside that economy needs also influence transmigrant adaptation strategy in agricultural, animal husbandry and off farm activity. Furhermore social resilience form done by transmigrant consist of local institution, reorganization, and social network between transmigrant. Social resilience also cover transmigrant capacity to learn in change by experience local and java transmigrant, it carry on social and physic environment.