Abstrak
Intensi Berhenti Merokok Pada Mahasiswa Perokok Di Universitas Padjadjaran, Jatinangor.
Lanni Devitarani
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran
Berhenti Merokok, intensi, Mahasiswa Perokok, Theory of Planned Behavior
Rokok dan kegiatan merokok sudah menjadi permasalahan global, termasuk di Indonesia. Kandungan di dalam rokok dapat memberikan efek negatif (secara fisik dan psikis) bagi yang mengkonsumsinya, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Di Indonesia, jumlah perokok terus meningkat dari tahun-tahun, begitupun dengan jumlah konsumsi rokok. Mayoritas perokok berasal dari kalangan mahasiswa. Untuk mengurangi jumlah perokok dan konsumsi rokok maka salah satunya adalah dengan mereka para perokok menghentikan perilaku merokoknya, agar kualitas hidup semakin meningkat. Bagaimana para perokok akan menghentikan perilaku merokoknya terlebih dahulu dapat dilihat dari bagaimana kecenderungan atau keinginan mereka untuk berhenti merokok. Sehingga nanti dapat diprediksikan seberapa besar kemungkinan (usaha) perokok untuk menghentikan perilaku merokoknya. Salah satu konsep dan model yang dapat menjelaskan dan kerap digunakan untuk memprediksi intensi untuk menampilkan suatu perilaku tertentu adalah The Theory of Planned Behavior yang dikemukakan Ajzen.Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran intensi mahasiswa perokok di Universitas Padjadjaran, Jatinangor untuk berhenti merokok, termasuk determinan-determinan pembentuk intensi berhenti merokok didalamnya. Rancangan penelitian ini berbentuk studi deskriptif dengan teknik convenience sampling. Jumlah sampel sebanyak 118. Alat ukur yang digunakan berupa kuisioner yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan pengembangan Theory of Planned Behavior dari Ajzen dan disesuaikan dengan konteks mahasiswa perokok untuk berhenti merokok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa perokok di Universitas Padjadjaran, Jatinangor memiliki intensi yang kuat untuk berhenti merokok. Determinan attitude toward behavior dan subjective norms berpengaruh signifikan namun perceived behavioral control tidak berpengaruh signifikan. Artinya keinginan mahasiswa perokok di Universitas Padjadjaran, Jatinangor untuk berhenti merokok baru sampai sebatas pada pikiran saja, mereka menilai bahwa berhenti merokok itu baik dan memberikan hal baik bagi dirinya juga mereka menyadari bahwa orang-orang di sekitarnya (significant person) memintanya untuk berhentimerokok, tapi mereka masih belum begitu yakin akan kemampuannya menghadapi segala hambatan yang ada dalam berhenti merokok.