Abstrak RSS

Kajian Implementasi Kebijakan Hutan Desa Di Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi Serta Kesiapannya Dalam REDD+

Kajian Implementasi Kebijakan Hutan Desa Di Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi Serta Kesiapannya Dalam REDD+
Amru
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran
, , , , ,

Salah satu skema pengelolaan hutan berbasis masyarakat adalah Hutan Desa, namun implementasi kebijakan tersebut di Kabupaten Batanghari belum berjalan efektif. Ketidakefektifan implementasi ini ditunjukkan dengan rendahnya realisasi target, proses perizinan yang membutuhkan waktu lama dan dinamika yang terjadi pada tataran desa. Salah satu cara menganalisis implementasi kebijakan adalah dengan cara melihat interaksi antar aktor. Salah satu alat untuk menjelaskan interaksi ini adalah Contextual Interaction Theory. Dari analisis Contextual Interaction Theory didapat hasil bahwa faktor motivasi memiliki peran paling besar terhadap ketidakefektifan implementasi Hutan Desa. Hal ini dipengaruhi oleh ketidakyakinan implementor terhadap kemampuan kelompok sasaran, konflik batas, penyimpangan dari tujuan, terbentur dengan rencana kehutanan nasional, persepsi yang berbeda antara lembaga desa dan masyarakat, invasi pendatang dan belum adanya dampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat. Di samping itu, skema Hutan Desa juga berpeluang untuk ikut serta dalam proyekproyek REDD+. Namun, kawasan Hutan Desa di Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi berada di kawasan hutan produksi, sehingga pilihan yang tersedia bagi pengelola adalah pemanfaatan hasil produksi kayu atau proyek REDD+. Hal-hal lain juga berpengaruh dalam kesiapan Hutan Desa di Kabupaten Batanghari dalam REDD+ seperti kriteria eligibility, additionality, acceptability dan kelembagaan.

One of community-based forestry management is Village Forest, however the implementation of this policy at Batanghari regency is not effective yet. The ineffectiveness of the implementation is indicated by low target realization, longer permit process and existing dynamics at village level. One way to assess the implementation of policy is analyzing the interaction between actors. A tool to explain the interaction is Contextual Interaction Theory. Based on Contextual Interaction Theory analysis, the result can be obtained that motivation factor has greatest role to the ineffectiveness of Village Forest implementation. This factor is influenced by implementor disbelief about target group ability, tenurial conflict, deviation from purpose, clash with national forestry plan, different perception between village institution and community, migrant invasion and no direct impact to community welfare. Meanwhile, Village Forest scheme also has a chance to join in REDD+ projects. However, the area of Village Forest at Batanghari regency is located on production forest so that the operator has options whether timber production use or REDD+ project. The other aspects have influenced Village Forest readiness in REDD+ such as eligibility, additionality, acceptability and institutional criteria.

Download: .PDF