Abstrak RSS

Arahan Struktur Tata Ruang Kawasan Agropolitan Kecamatan Baros Kabupaten Serang Provinsi Banten (The Referrals Spatial Structure Agropolytant Sub-district Of Baros District Of Serang Province Of Banten)

Arahan Struktur Tata Ruang Kawasan Agropolitan Kecamatan Baros Kabupaten Serang Provinsi Banten (The Referrals Spatial Structure Agropolytant Sub-district Of Baros District Of Serang Province Of Banten)
Deddy Ma’mun, Tuti Karyani, Nur Syamsiyah
Universitas Padjadjaran, Jurnal Argologia argopolitan
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Jurnal Argologia argopolitan
, , , , ,

Baros adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Seraang Provinsi Banten dengan ibukota kecamatan yaitu Desa Baros. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Curug, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Petir, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Cadassari dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pabuaran. Wilayah Kecamatan Baros memiliki ketinggian antara 112 m hingga 276 m diatas permukaan laut (dpl). Memiliki topografi 58 % datar dan 42% miring. Sindangmandi merupakan desa dengan ketinggian 276 m dpl merupakan daerah dengan ketinggian paling tinggi dengan topografi miring dan Baros merupakan desa yang memiliki ketinggian paling rendah yaitu 112 m dpl dengan topografi datar. Tekstur tanah Kecamatan Baros didominasi oleh tekstur lempung berpasir dengan porositas cukup tinggi. Pembentukan kawasan agropolitan didasarkan pada analisis kesesuaian lahan yang dilakukan oleh Institut Pertanian Bogor mengenai kesesuaian lahan di Kecamatan Baros untuk komoditas hortikultura, tanaman pangan. Evaluasi lahan untuk sayuran dataran rendah yang umum ditanam petani di Kecamatan Baros mengacu pada pedon pewakil. Agropolitan diharapkan dapat mensinergiskan dan mengefisiensikan potensi-potensi lokal dengan potensi eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengidentifikasi kegiatan ekonomi yang dapat dikembangkan di Kecamatan Baros dan 2) memberikan pengarahan penentuan struktur tata ruang kawasan Agropolitan Kecamatan Baros. Metode yang digunakan adalah survey deskriptif, dengan unit analisis Kecamatan Baros Kabupaten Serang Provinsi Banten. Hasil Penelitian menunjukkan kegiatan ekonomi yang dapat dikembangkan di wilayah Kecamatan Baros dengan pengembangan kawasan agropolitan melalui pembagian distrik sebagai berikut: 1) Desa Baros sebagai pusat pertumbuhan 2) Desa Panyirapan dan Desa Sindangmandi sebagai kawasan pendukung sebagai penyedia sumberdaya air dan 3) Desa Sinarmukti, Desa Sidawangi, Desa Padasuka, Desa Sukamanah, Desa Sukaindah, Desa Sukamenak, Desa Cisalam, Desa Curug agung, Desa Tamansari, Desa Sukacai sebagai kawasan pelayanan untuk sentra produksi lahan sawah, hortikultura dan pengembangan agroforestry melalui integrated farming.

Baros is a district in Serang, Banten. Sub-districts namely Baros. The northern borders in Curug, the east border with sub-district Petir, the southern borders adassari sub-district and western borders Pabuaran sub-district. Sub-districts Baros having elevations between 112 m to 276 m above sea level (dpl). Having a topographical 58 % flat and 42 % sloping. A village to the 276 m Sindangmandi dpl was the area with the highest Baros is inclined to topography and villages which have the lowest is 112 m dpl with topography flat. Soil texture sub-district Baros dominated by the texture of sand and loam of porosity quite high. The formation of regional agropolytant conformity land based on analysis conducted by Bogor agriculture institute of congruence land in sub-district Baros for commodities horticulture, plants. Agopolytant are hoped to make the potential oflocals with the potential of externals to be muchmore effecient. This research are made mainly to show that: 1) to identify activities to be developed economies in sub-district baros, 2) To give directions and desicision on the structure of the room sectorof agropolitan in the Baros region. The method that are used are descriptive surveys with unit analysis on the subdistric of Baros and the regency of Serang in Banten province. Result from the rescreach showed an activty in the economy that could be more developed in the Baros subdistric with developing agropolitan region trough division of distric suchas: 1) Baros village being the main farming spot. 2) Panyirapan and Sindangmandi village being the back up or an assist to give resoures like water and 3) Sinarmukti, Sidawangi, Padasuka, Sukamanah, Sukaindah, Sukamenak, Cisalam, Curug agung, Tamansari, and Sukacai village being the helper such as in being the centre of the ricefield and holticulture and developing agroforesty and intergrated farming.

Download: .PDF