Abstrak
Hubungan Antara Praktek Keagamaan Dengan Kondisi Psikologis Pada Pasien Stroke.
Cecep Eli Kosasih, Kusman ibrahim, Nursiswati
Universitas Padjadjaran, Majalah Keperawatan Unpad Vol. 8 No. XV September 2006-Maret 2007 ISSN 1411-156X
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Majalah Keperawatan Unpad Vol. 8 No. XV September 2006-Maret 2007 ISSN 1411-156X
cemas, depresi, praktek keagamaan, Stres
Di Indonesia penyaklt Serebrovaskular masih menempati urutan pertama penyebab kematian Selama proses pemulihan penyakit stroke, disamping masalah fisik penderita stroke juga memiliki masalah psikologis dan spiritual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji adakah hubungan antara praktek keagamaan yang dilakukan oleh penerita stroke dengan kondisi psikologis Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan menggunakan quesioner untuk pengumpulan datanya, kemudian data tadi dianalisa dengan menggunakan analisis deskriptif dan untuk analisis bivariat menggunakan chi square. Dari penelitian ini didapatkan hasil Sebanyak 54 orang (61,36%) melakukan praktek keagamaan dan sebanyak 34 orang (38,6%) tidak melakukan praktek keagamaan. Sebagian besar melakukan praktek keagamaan berupa gabungan shalat dan dzikir (45,5%), ada juga yang melakukan shalat malam (12,5%), dan yang lainnya adalah doa tertentu (3,4%). Sebagian besar penderita stroke tidak mengalami gangguan psikologis depressi (30,6 %), yang lainnya mengalami depressi ringan 22,7 %, sedang 20,4%, berat 6,8% dan sangat berat 19,3%. Sedangkan untuk cemas, sebagian besar tidak mengalami gangguan (28,44%), yang lainnya mengalami cemas ringan 2,3 %, sedang 22,7 % berat 20,4 % dan sangat berat 26,1 %. Untuk stress, sebagian besar tidak mengalami stres (53,4%), yang lainnya mengalami stres ringan 17 %, sedang 6,8 %, berat 13,8 %, dan sangat berat 9%. Hubungan antara praktik keagamaan dengan kondisi depresi yaitu: P value = 0,036 (koefisien kontigensi = 0,298). praktik keagamaan dengan kondisi cemas yaitu: P value = 0,103 (koefisien kontigensi = 0,284), dan antara praktik keagamaan dengan kondisi sties yaitu P value = 0.108 (Koefisien kontigensi = 0,282). Kesimpulan: ada hubungan yang bermakna antara praktek keagamaan dengan kondisi depresi, sedangkan untuk kondisi comas dan stres, tidak ada hubungan yang bermakna