Abstrak
Hubungan Faktor Risiko dengan Jenis Kelamin Penderita Angina Pectoris Stabil yang Menjalani Angiografi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Periode Januari-Desember 2013
Nuraini Yasmin Kusumawardhani , Achmad Fauzi Yahya , Augustine Purnomowati , Toni M. Aprami
Universitas Padjadjaran, PKB-IPD XIII 2014 25-27 April 2014 Hotel Horison Bandung
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, PKB-IPD XIII 2014 25-27 April 2014 Hotel Horison Bandung
Angina Pectoris, Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Penyakit Jantung Koroner (PJK) masih merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia. Di Amerika Serikat, 1 dari 6 kematian diakibatkan oleh PJK. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh American Heart Association (AHA) pada tahun 2010, diperkirakan terdapat sebanyak 785.000 kasus sindroma koroner akut dan sekitar 470.000 di antaranya akan berulang. Prevalensisilent first myocardial infarction terjadi sebanyak 195.000 kasus per tahunnya. Dad 71 juta kasus kardiovaskular di Amerika Serikat, 13 juta di antaranya merupakan kasus PJK dan angina pectoris didapatkan pada 9 juta kasus. Di Eropa, diestimasikan sebanyak 20.000-40.000 individu dalam populasi menderita angina pectoris. Belum terdapat data serupa di Asia. Angina pectoris merupakan manifestasi awal dari PJK. Pada set ap pasien yang dirawat karena infark miokard, 30 orang di antaranya merupakan pasien dengan angina pectoris stabil tanpa penanganan yang adekuat. Kondisi angina pectoris stabil (APS) juga memiliki pengaruh besar terhadap kualitas hidup, kemampuan bekerja, serta biaya kesehatan.