Abstrak
Minat untuk mendapatkan vaksinasi HPV pada mahasiswa fakultas kedokteran tingkat pertama di UNIKA Atma Jaya tahun 2011
Arie Polim, Ernie Yantho, Edhyana Sahiratmadja
Universitas Padjadjaran, Makalah ini Bagian dari Buku Masalah Infeksi di Perkotaan dan Terobosan untuk mengatasinya Sebuah Monograf, Kata Pengantar Dr.dr. Soegianto Ali, M.Med.Sc., Editor Yulia Tantri Narwati, S.Si., M.Si Penerbit Universitas Atma Jaya Jakarta
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Makalah ini Bagian dari Buku Masalah Infeksi di Perkotaan dan Terobosan untuk mengatasinya Sebuah Monograf, Kata Pengantar Dr.dr. Soegianto Ali, M.Med.Sc., Editor Yulia Tantri Narwati, S.Si., M.Si Penerbit Universitas Atma Jaya Jakarta
edukasi, Human Papillomavirus, kanker serviks, Minat, pengetahuan, perilaku, Vaksinasi
Pendahuluan. Kanker serviks disebabkan oleh infeksi persisten dari human papillomavirus (HPV). Insiden kanker serviks saat ini meningkat dengan pesat. Oleh sebab itu, vaksin HPV sebagai metode pencegahan yang efektif sangatlah dibutuhkan. Namun, pengetahuan tentang kanker serviks di kalangan wanita masih sangat kurang sehingga minat yang akhirnya tercermin untuk mendapatkan vaksinasi HPV masih kurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang kanker serviks terhadap minat dan perilaku untuk melakukan vaksinasi HPV. Metode. Penelitian ini mengupas tentang pengetahuan, minat, dan perilaku mahasiswi tingkat pertama yang ikut berpartisipasi dalam seminar edukasi tentang kanker serviks dan belum pernah mendapatkan vaksinasi HPV, dengan menggunakan pendekatan secara kuantitatif yang dinilai melalui kuesioner, diikuti oleh pendekatan kualitatif melalui wawancara secara mendalam. Keputusan perilaku praktis diikuti setelah enam bulan dengan eksplorasi latar belakang minat. Hasil. Dari 199 mahasiswa tingkat pertama, terdapat 50 mahasiswi yang masuk dalam kriteria inklusi. Setelah mendapatkan edukasi dari seminar mengenai kanker serviks, 31 (62%) mahasiswi mendapatkan peningkatan pengetahuan tentang kanker serviks dan 48 (96%) mahasiswi memiliki minat positif terhadap vaksinasi. Setelah 6 bulan, hanya 3 dari 48 (6,25%) mahasiswi yang melakukan vaksinasi HPV. Hasil wawancara mendalam dari 3 mahasiswi tersebut dan 6 mahasiswi yang tidak melakukan vaksinasi HPV didapatkan beberapa aspek yang mempengaruhi keputusan untuk melakukan vaksinasi HPV seperti aspek dari vaksin dan keluarga. Diskusi. Edukasi tentang kanker serviks memegang peranan penting dalam mendorong minat untuk mendapatkan vaksin HPV, walaupun belum dapat mendorong perilaku seseorang untuk melaksanakan tindakan nyata berupa vaksinasi HPV karena banyaknya faktor yang melatarbelakangi pengambilan keputusan untuk melakukan vaksinasi HPV. Perlu dilakukan penyuluhan berkala untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terutama wanita akan pentingnya vaksinasi HPV dalam upaya pencegahan kanker serviks.