Abstrak
Tingkat Pengetahuan Mengenai Tuberkulosis Pada Masyarakat Sekitar Muara Angke
Hadiyanto, Stefani Gabriela, Soemanto Simon, Francisca Srioetami, Edhyana Sahiratmadja
Universitas Padjadjaran, The 4th National Tuberculosis Research Parade Comemorating the World TB Day 2015 March,11-12, 2015 Jakarta
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, The 4th National Tuberculosis Research Parade Comemorating the World TB Day 2015 March,11-12, 2015 Jakarta
pengetahuan, Sikap, tuberkulosis
Latar Belakang: Indonesia merupakan negara dengan jumlah kasus tuberkulosis (TB) tertinggi ke-lima di dunia. Tingginya kasus TB disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya faktor kuman Mycobacterium tuberculosis yang akhir-akhir ini banyak ditemukan resisten terhadap pengobatan multidrugs TB, faktor inang karena adanya co-morbiditas dengan penyakit lain seperti HIV dan diabetes, dan faktor lingkungan seperti densitas penduduk, pencahayaan dan kelembaban ruangan, dan lain-lain. Tingkat pengetahuan yang rendah dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang terhadap suatu penyakit. Oleh sebab itu, tingkat pengetahuan mengenai penyakit TB dapat merupakan salah satu faktor tingginya jumlah kasus TB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan mengenai TB di masyarakat sekitar Klinik Pam. Metode: Penelitian deskriptif potong lintang ini dilakukan di lima RT rumah susun RW 20 Wilayah MuaraAngke. Pengetahuan mengenai TB dan keberadaan Klinik Pam Muara Angke diukur dengan menggunakan kuesioner. Hasil: Dan total 214 warga, kebanyakan (59,3%) merupakan lulusan sekolah menengah pertama dan atas. Sebagian besar warga pemah mendengar penyakit bernama TB (84,6%) yang dapat menyerang paru-pare (86,9%), yang mana penyakit ini adalah penyakit menular (86%) yang dapat disembuhkan (91,1%), dengan penularan melalui batuk dan bersin (78%).Walaupun demikian, sedikit sekali warga yang tau penyebab penyakit TB (26,6%), gejala penyakit TB (13,5%), dan bagaimana cam pencegahan penyakit TB (13,1%).Keberadaan Klinik Pam Muara Angke diketahui oleh 87,9% warga dengan kegiatan utamanya adalah pengobatan TB (75, 2%), sementara untuk kegiatan penyuluhan hanya diketahui oleh 1,9% warga. Kesimpulan: Tingkat pengetahuan mengenai TB di masyarakat sekitar klinik pam Muara Angke masih belum merata. Oleh sebab itu, perlu ditingkatkan kegiatan edukasi dan promosi TB yang dilakukan secara terns menerus, baik dan fasilitas pendidikan dan dan fasilitas kesehatan untuk meningkatkan tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat, terutama dalam mengenali gejala penyakit TB dan cam pencegahannya sehingga masyarakat dapat mengajak pasien TB atau dirinya sendiri untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan setempat.