Abstrak
Enteroscopy vs Capsule Endoscopy in NSAID-Enteropathy
Muhammad Begawan Bestari
Universitas Padjadjaran, Indonesian Digitive Disease Week (IDDW) 2011 and The 7th International Endoscopy Workshop
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Indonesian Digitive Disease Week (IDDW) 2011 and The 7th International Endoscopy Workshop
balloon, capsule, endoscopy, enteropathy, enteroscopy, NSAID
Usus halus adalah bagian tengah dari saluran pencernaan, sehubungan dengan lokasi anatomik, karakteristik struktural, dan fungsi fisiologisnya, usus halus sulit diinspeksi melalui gastroskopi dan kolonoskopi. Push endoscopy terbatas dalam hal ia hanya memungkinkan inspeksi pada usus halus proksimal untuk jarak yang bervariasi. Hasil diagnostik dan akurasi modalitas-modalitas lain misalnya pemeriksaan barium, radionuklida, computerized tomography, atau magnetic resonance imaging semuanya tidak memuaskan dan membuat penanganan penyakit usus halus sangat sulit. Sekarang, teknik CE (capsule endoscopy) dan DBE (double-balloon enteroscopy) dianggap sebagai alat yang sangat baik untuk diagnosis dan pengobatan penyakit usus halus, dan juga untuk prosedur komplementer. Sangat banyak penelitian telah memperlihatkan bahwa CE dan DBE lebih efektif dibandingkan dengan modalitas-modalitas diagnostik lainnya. Namun, masih membingungkan, ketika harus memilih antara kedua alat yang sudah maju tersebut. Indikasi dan rute untuk DBE dapat ditentukan menurut hasil akhir CE. Protokol ini telah diterima secara luas di negara-negara maju dan nampaknya efektif, tapi itu berarti bahwa pasien harus mengalami kedua pemeriksaan tersebut dan membayar untuk kedua item yang mahal ini. Dalam suatu meta-analisis mengenai CE dibandingkan dengan modalitas diagnostik lain pada pasien-pasien penderita OGIB (obscure gastrointestinal bleeding), CE bersifat unggul dibandingkan dengan push enteroscopy dan small bowel barium radiography untuk mendiagnosis patologi usus halus yang signifikan secara klinik pada pasien-pasien penderita OGIB. Dalam suatu meta-analisis mengenai CE dibandingkan dengan DBE pada pasien-pasien penderita penyakit usus halus, dengan kombinasi pendekatan oral dan anal, hasil DBE setidaknya bisa sama tinggi seperti hasil CE. Keputusan-keputusan dibuat dalam hal pendekatan awal harus bergantung kepada status fisik pasien, ketersediaan teknologi, preferensi pasien, dan potensi untuk endoskopi terapeutik.
Small intestine is the middle part of digestive tract, due to its anatomic location, structural characteristics, and physiological functions, it is difficult to inspect via gastroscopy and colonoscopy. Push endoscopy is limited in that it only allows inspection of the proximal small intestine for variable distances. The diagnostic yield and accuracy of other modalities such as barium study, radionuclide, computerized tomography, or magnetic resonance imaging is poor. All these make the management of small bowel disease exceptionally difficult. Nowadays, the techniques of capsule endoscopy (CE) and double-balloon enteroscopy (DBE) are regarded as excellent tools for the diagnosis and treatment of small-bowel disease, as well as for complementary procedures. Considerable research has demonstrated that they were more effective than other diagnostic modalities. It is confusing, however, when a choice should be made between the two advanced tools. Indication and route for DBE could be determined according to the outcome of CE. The protocol has been widely accepted in developed countries and it seems effective, but it means that patients should undergo and pay for both of these two expensive items. In a meta-analysis of capsule endoscopy compared to other diagnostic modalities in patients with obscure gastrointestinal bleeding (OGIB), CE is superior to push enteroscopy and small bowel barium radiography for diagnosing clinically significant small bowel pathology in patients with OGIB. In a meta-analysis of capsule endoscopy compared to double-balloon enteroscopy in patients with small bowel diseases, with combination of oral and anal approaches, the yield of DBE might be at least as high as that of CE. Decisions made regarding the initial approach should depend on patient’s physical status, technology availability, patient’s preferences, and potential for therapeutic endoscopy.