Abstrak 
Laporan Penelitian Fisibilitas layanan alat suntik steril (LASS) dan distribusi kondom untuk narapidana
Nisaa Nur Alam, Nurlita Triani, Maria S. Herlan, Iqbal Djamaris, Shelly Iskandar, Ardhany Suryadarma, Anton Mulyana Djajaprawira, Bachti Alisjahbana
Universitas Padjadjaran, Lapas Klas IIA Banceuy Bandung, Kementerian Hukum dan HAM RI, Pusat Studi TB – HIV Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran Bandung, Yayasan Rumah Cemara Bandung
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Lapas Klas IIA Banceuy Bandung, Kementerian Hukum dan HAM RI, Pusat Studi TB – HIV Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran Bandung, Yayasan Rumah Cemara Bandung
distribusi kondom untuk narapidana, layanan alat suntik steril (LASS)
Latar Belakang Prevalensi HIV dalam lingkungan penjara di seluruh dunia diperkirakan jauh lebih tinggi daripada di populasi umum. Di Lapas Banceuy, pada tahun 2009 diketahui prevalensi HIV mencapai 7.2% dan pada pengguna narkoba suntik sebesar 21% warga binaan. Banyak program terkait Harm Reduction telah dilaksanakan di Lapas/Rutan tetapi Layanan Alat Suntik Steril (LASS) dan distribusi kondom masih menjadi polemik karena program tersebut berbenturan dengan aturan yang ada. Penelitian tentang fisibilitas program LASS dan distribusi kondom bagi warga binaan di Lapas perlu dilakukan untuk mengetahui tren perilaku berisiko yang dilakukan dalam lapas, serta mengetahui penerimaan warga binaan dan petugas terhadap program LASS dan distribusi kondom, hambatan dan kendalannya. Metode Penelitian di lapas Banceuy ini merupakan Action Research dengan menggunakan mixed method sequential. Penelitian kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam pada 9 warga binaan yang memiliki risiko tinggi penularan HIV. Crossectional study dilakukan pada 307 warga binaan yang dipilih secara acak. Data dikumpulkan menggunakan anonymous self-administered questionnaires. Hasil dari penelitian kualitatif dan kuantitatif tersebut digunakan menjadi dasar wawancara mendalam dan kelompok diskusi terarah pada petugas dan pejabat lapas. Diseminasi hasil penelitian dilakukan kepada pimpinan dan pejabat di jajaran Lapas Banceuy dengan tujuan advokasi tindak lanjut. Program Harm Reduction yang diusulkan untuk diujicobakan adalah LASS dan distribusi kondom pada warga binaan. Hasil Penelitian Terdapat perilaku berisiko penularan HIV di Lapas Banceuy. Penggunaan narkoba dengan cara disuntikan dilakukan oleh 2.6% warga binaan dan 1.6% menggunakan jarum suntik bekas. Perilaku seks tidak aman dalam lapas dilakukan oleh 1.9% warga binaan dan terdapat 1 orang warga binaan yang mengaku berhubungan seks dengan sesama warga binaan. Penggunaan narkoba di Lapas juga cukup tinggi yaitu 51% dan narkoba yang paling banyak digunakan adalah Shabu, Ganja, dan Heoin. Hampir semua petugas menolak adanya LASS, karena berbenturan dengan aturan. Sedangkan sebagian warga binaan penasun menolak dengan alasan takut terstimulasi dan memperparah adiksi mereka. Program distribusi kondom, tidak ada penolakan yang berarti. Kesimpulan dan Rekomendasi Terdapat perilaku berisiko dan penularan HIV dapat terjadi di dalam lapas. Untuk itu pelaksanaan program Harm Reduction termasuk LASS dan distribusi kondom perlu dipertimbangkan dan mendapat dukungan regulasi dari kementerian Hukum dan HAM RI. Di samping itu, edukasi dan pelatihan kepada petugas lapas dan pemegang kebijakan mengenai pentingnya penanganan masalah adiksi di lapas perlu dilakukan.