Abstrak
Studi Deskriptif Mengenai Psychological Well-being Remaja Wanita Yang Melakukan Shotgun Marriage Di Provinsi Bali
Ni Made Sinta Pertiwi
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran
peran sebagai ibu, psychological well-being, remaja perempuan, shotgun marriage
Masa remaja merupakan masa untuk mengeksplorasi diri. Salah satunya dalam hal eksplorasi seksual. Remaja akan melibatkan aktivitas seksual yang kadang tidak bertanggung jawab, hal ini memungkinkan terjadinya kehamilan. Kehamilan tersebut membuat remaja terpaksa memutuskan untuk menikah, yang biasanya disebut shotgun marriage. Di Bali masih banyak remaja yang melakukan shotgun marriage. Perubahan peran sebagai seorang ibu yang dialami dapat menjadi tantangan tersendiri bagi remaja perempuan. Psychological well-being sebagai hasil evaluasi atau penilaian seseorang terhadap kemampuan untuk mengenali potensi unik dari dirinya kemudian mengoptimalkan potensi tersebut dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam menghadapi berbagai tantangan dan perubahan dalam hidup (Ryff 1989, Ryff & Keyes 1995). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran psychological well-being remaja wanita yang menjalankan shotgun marriage di Bali dalam perannya sebagai seorang ibu. Rancangan penelitian bersifat non eksperimental dengan pendekatan kuantitatif dan metode deskriptif. Terdapat 35 remaja perempuan yang menjadi sampel dengan teknik snowball sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa psychological well-being remaja perempuan tergolong ke dalam katagori sedang, yaitu sebesar 62,9%. Hal ini berarti responden belum mengoptimalkan potensi dirinya dalam menghadapi tantangan-tantangan sebagai seorang ibu.