Abstrak 
Eritroderma Yang Diduga Perluasan Dari Pemfigus Foliaseus Diterapi Dengan Kombinasi Kortikosteroid Dan Azatioprin
Fitra Hergyana, Pati Aji Achdiat, Hartati Purbo Dharmadji, Oki Suwarsa, Endang Sutedja
Universitas Padjadjaran, Buku Program dan Abstrak KONAS XIV PERDOSKI Bandung 26-29 Agustus 2014 The Trans Luxury Hotel
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Buku Program dan Abstrak KONAS XIV PERDOSKI Bandung 26-29 Agustus 2014 The Trans Luxury Hotel
dermatitis eksfoliativa, Eritroderma
Eritroderma atau dermatitis eksfoliativa adalah penyakit inflamasi pada kulit yang ditandai dengan adanya eritema dan skuama difus mengenai lebih dari 90% permukaan tubuh. Eritroderma dapat disebabkan oleh penyakit sistemik, obat-obatan, idiopatik atau akibat perluasan penyakit kulit yang ada, antara lain pemfigus foliaseus (PF). Pemfigus foliaseus merupakan salah satu tipe pemfigus dengan gambaran histopatologi berupa celah di bawah stratum korneum atau pada stratum granulosum. Usia awitan rata-rata penderita PF terjadi antara 50-60 tahun walaupun dapat terjadi pada usia yang lebih muda. Predileksi PF yaitu pada daerah seboroik, terutama daerah wajah, kulit kepala, dan batang tubuh bagian atas, serta jarang mengenai daerah mukosa. Gambaran klinis PF berupa erosi, skuama dan krusta pada dasar yang eritema. Lesi kulit biasanya berupa bula berdinding kendur dan mudah pecah, sehingga bula jarang ditemukan saat penderita datang berobat. Kortikosteroid merupakan terapi sistemik yang utama digunakan pada pengobatan pemfigus. Terapi ajuvan dapat diberikan pada pengobatan pemfigus, antara lain azatioprin, siklosporin, siklofosfamid, mikofenolat mofetil. Terapi ajuvan diberikan untuk menurunkan efek samping terapi kortikosteroid, untuk meningkatkan dari masa remisi, dan mengurangi gejala klinis dari penyakit. Berdasarkan rekam medis Instalasi Rawat Jalan Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin (IKKK) RS Dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, sejak 1 Januari sampai 30 Desember 2012, terdapat empat kasus baru PF yang terdiri, dua orang penderita pria dan dua orang penderita wanita, dan belum pernah didapatkan pemfigus foliaseus yang meluas menjadi eritroderma.Berikut ini dilaporkan satu kasus eritroderma yang diduga disebabkan oleh pemfigus foliaseus pada seorang laki-laki berusia 14 tahun yang diterapi dengan kortikosteroid dengan terapi ajuvan azatioprin.