Abstrak RSS

Guidelines Management Of Life-Threatening Allergic Diseases

Guidelines Management Of Life-Threatening Allergic Diseases
Oki Suwarsa
Universitas Padjadjaran, Symposium Evidence Based Dermatology Therapy In Daily Practice March 29-30, 2014 Sheraton Hotel Surabaya
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Symposium Evidence Based Dermatology Therapy In Daily Practice March 29-30, 2014 Sheraton Hotel Surabaya
, ,

Beberapa penyakit alergi yang diketahui dapat mengancam jiwa adalah Stevens-Johnson syndrome (SJS), Toxic Epidermal Necrolysis (TEN), dan Drug reaction with eosinophilia and systemic symptom (DRESS). Ketiga penyakit ini umumnya disebabkan oleh reaksi alergi terhadap obat-obatan. SJS dan TEN ditandai dengan panas yang tinggi, kelainan kulit yang luas berupa makula eritem dan bula, serta adanya lesi target atipikal dan keterlibatan mukosa. Pada SJS terdapat epidermolisis <10% dari area permukaan tubuh, SJS/TEN overlap epidermolisis antara 10-30%, sedangkan pada TEN epidermolisis pada >30%. Selain kelainan yang berat pada mukosa dan kulit, pada SJS dan TEN sering disertai dengan komplikasi pada berbagai organ dalam seperti hati, ginjal, dan paru-paru. Banyak faktor sebagai etiologi SJS/TEN, antara lain reaksi alergi obat, keganasan, graft-versus-host disease, dan infeksi oleh mikroorganisme seperti virus dan Mycoplasma pneumonia. Penyebab terbanyak pada SJS/TEN adalah hipersensitivitas terhadap obat. Obat penyebab terbanyak adalah antibiotik, antikonvulsan, dan NSAID. Sefalosporin merupakan penyebab terbanyak dari golongan antibiotik, sedangkan karbamazepin merupakan obat terbanyak dari golongan antikonvulsan. Pada SJS/TEN terjadi mekanisme apoptosis, melibatkan sel T sitotoksik, TNF-a, serta interaksi antara Fas dan Fas ligand (FasL). Mekanisme tersebut saat ini dianggap sebagai pathogenesis SJS/TEN. Kematian akibat SJS berkisar antara 3 sampai 10%, sedangkan pada TEN antara 20-40%.

Download: .Full Papers