Abstrak
Pemfigus Foliaseus Dengan Infeksi Nosokomial Berupa Erisipelas
Achmad Yudha Pranata, Nur Indah Komarasari, Hartati Purbo Dharmadji, Endang Sutedja, Oki Suwarsa
Universitas Padjadjaran, Buku Program dan Abstrak KONAS XIV PERDOSKI Bandung 26-29 Agustus 2014 The Trans Luxury Hotel
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Buku Program dan Abstrak KONAS XIV PERDOSKI Bandung 26-29 Agustus 2014 The Trans Luxury Hotel
erisipelas, infeksi nosokomial, Pemfigus foliaseus
Pendahuluan Pemfigus foliaseus (PF) adalah salah satu varian dari pemfigus, yang lebih banyak mengenai kulit daripada mukosa. PF ditandai dengan bula superfisial yang mudah pecah dan erosi, disertai skuama serta krusta. Ganguan pada kulit dapat mencetuskan terjadinya infeksi nosokomial, yaitu suatu infeksi yang didapatkan di rumah sakit pada pasien yang dirawat dengan penyebab selain infeksi. Erisipelas merupakan infeksi kulit akut dengan lesi kulit bervariasi, mulai dari eritema, yang diikuti oleh deskuamasi ringan hingga inflamasi kuat disertai vesikel maupun bula. Kasus Seorang pria berusia 57 tahun datang dengan erosi, krusta serosa, dan skuama dengan dasar eritema pada hampir seluruh tubuh yang terasa perih dan gatal. Diagnosis PF ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan gambaran histopatologis serta pemeriksaan direct immunofluorescence. Penderita diberikan terapi deksametason intravena 15 mg/hari. Pada perawatan hari ke-9 didapatkan infeksi nosokomial berupa erisipelas pada lengan kanan, dengan gejala klinis berupa pustula dan bula dengan dasar eritema yang berbatas tegas, dan pada perabaan terasa hangat, keras serta terdapat indurasi. Dari anamnesis didapatkan riwayat pengambilan darah menggunakan jarum suntik di lipat siku kanan pasien. Diagnosis erisipelas berdasarkan hasil pemeriksaan dengan pewarnaan Gram dan laboratorium. Penderita diberikan terapi seftriakson intravena sebanyak 2 x 1 gram/hari selama 7 hari. Erisipelas dinyatakan sembuh pada akhir perawatan. Pembahasan Etiologi PF belum diketahui dengan pasti, tetapi diduga didapatkan autoantibodi terhadap Desmoglein 1. Ikatan antibodi tersebut akan mengganggu perlekatan sel dan mengakibatkan akantolisis. Infeksi nosokomial dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah agen mikroba, usia tua, gangguan pada kulit dan membran mukosa, dan pemakaian obat imunosupresif. Gangguan sawar kulit atau luka suntikan, dapat memungkinkan bakteri masuk, sehingga dapat menimbulkan erisipelas.