Abstrak RSS

Pioderma Gangrenosum Yang Diterapi Kombinasi Kortikosteroid Dengan Sulfasalazin Dan Dilakukan Split Thickness Skin Graft

Pioderma Gangrenosum Yang Diterapi Kombinasi Kortikosteroid Dengan Sulfasalazin Dan Dilakukan Split Thickness Skin Graft
Shinta Maulinda, Madana Natadiningrat, Peter Nugraha, Endang Sutedja, Hartati Purbo Dharmadji, Oki Suwarsa
Universitas Padjadjaran, Buku Makalah Lengkap I Pertemuan Ilmiah Tahunan XII PERDOSKI " Skin Tomur, Cosmetic and Aedthetical Approaches " Solo, 21-23 Juni 2012 ISBN : 9799791035810, Penerbit PT. ITA Surakarta Dicetak di Rajawali Offset Surakarta
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Buku Makalah Lengkap I Pertemuan Ilmiah Tahunan XII PERDOSKI " Skin Tomur, Cosmetic and Aedthetical Approaches " Solo, 21-23 Juni 2012 ISBN : 9799791035810, Penerbit PT. ITA Surakarta Dicetak di Rajawali Offset Surakarta
, ,

Latar Belakang: Pioderma gangrenosum (PG) merupakan penyakit inflamasi kronik yang jarang ditemukan. dengan gambaran klinis berupa ulkus. Terapi PG umumnya berupa terapi topikal dan sistemik. Terapi pilihan PG adalah kortikosteroid. Namun memiliki efek samping yang tidak sedikit. untuk mengurangi efek samping, diberikan kombinasi dengan obat imunosupresif lain seperti sulfasalazin. PG yang luas memerlukan waktu penyembuhan yang lama. Terapi bedah seperti split thickness skin graft (STSG) dapat mempercepat waktu penyembuhan namun STSG hanya dapat dilakukan apabila PG telah terkontrol. Kasus: Dilaporkan satu kasus PG pada seorang wanita berusia 38 tahun. Diagnosis PG ditegakkan berdasarkan gambaran klinis berupa ulkus dangkal, dengan tepi tidak teraur dan berwarna merah keunguan yang terasa nyeri. Gambaran histopatologis menunjang diagnosis PG. Pasien diberikan terapi sistemik berupa deksamentason 15 mg intravena dan sulfasalazin 3x 500 mg per oral. serta terapi topikal dengan kompres basah dan madu setiap hari. Setelah penyakit terkontrol. dilakukan nekrotomi debridemen yang dilanjutkan dengan STSG. Perbaikan didapatkan pada hari ke-26 setelah STSG dan dosis deksametason kemudian diturunkan secara perlahan. Diskusi Penggunaan STSG pada pasien PG masih merupakan kontroversi karena ditakutkan terjadinya patergi. Namun terdapat beberapa laporan kasus yang menyatakan keberhasilan STSG dapat mempercepat penyembuhan

Backgrounds: Pyoderma gangrenosum (PG) is a rare. chronic inflammatory disease with ulcer as the clinical feature. The common therapy for PG are systemic and topical therapy. The main therapy for PG is corticosteroid. but it has a lot of side effects. Combination uith other immtinosuptessive agent such as sulfissalazine well minimize she side effect. Therapy for large PG needs more time to heal. Surgical therapy such as split thickness skin graft (STSG) can be useful to fasten the wound healing. STSG can be done. only if the disease has been controlled. Case: A case of pyoderma gangrenosum in a 38 year old woman was reported. The diagnosis was established based on clinical features that showed painful ulcers with irregular and violaccous border The histopathological examination support the diagnosis of PG. The patient was given systemic therapy with 15 mg intravenous dexamethasone. and 3 x 500 mg of sulfasalazine orally and topical therapy with daily wound dressing with honey. After the disease was controlled. then managed with necrotomy debridement and continued with STSG. The skin lesion was improved on the 26th day after STSG. and desamethasone was also tapered slowly. Discussion: STSG for PG remain controversial. because of the risk of pathergy. but there are lots of successful, reports supported STSG for PG when the disease is controlled.

Download: .Full Papers