Abstrak
Hubungan Lama Obstruksi Usus, Warna dan Kejernihan Cairan Peritoneum dengan Kontaminasi Bakteri pada Hernia Inkarserata
Unedo M.H. Sidabutar, Bambang A. Sulthana, Kiki Lukman
Universitas Padjadjaran, Majalah Kedokteran Bandung Vol. 33 No. 4 Tahun 2012, ISSN 0126-074X
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Majalah Kedokteran Bandung Vol. 33 No. 4 Tahun 2012, ISSN 0126-074X
bacterial contamination, color and clarity of peritoneal fluid, duration of obstruction, Hernia inkarserata, incarcerated hernia, kontaminasi bakteri, lama obstruksi usus, warna dan kejernihan cairan peritoneum
Hernia inkarserata merupakan salah satu kasus abdomen akut yang diakibatkan obstruksi uses karena jepitan cincin. Penelitian eksperimental pada hewan coba membuktikan bahwa terjadi kerusakan barier mukosa setelah 4 jam obstruksi total usus dan kerusakan total setelah 12 jam, sehingga terjadi translokasi bakteri he luar lumen usus. Untuk menentukan kontaminasi bakteri dalam kantung hernia akibat translokasi kuman, dilakukan pemeriksaan kultur dalam cairan peritoneum. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan lama gejala obstruksi, mama, dan kejemihan cairan peritoneum dengan kontaminasi bakteri sebagai akibat translokasi kuman pad penderita hernia inkarserata. Waktu penelitian bulan Oktober 2009-Juli 2010 di Instalasi Gawat Darurat Bedah Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung. Dilakukan penelitian potong lintang yang menganalisis hubungan lama obstruksi usus, warna dan kejernihan cairan peritoneum dengan positivitas kultur bakteri. Penelitian dilakukan pada 40 penderita, 36 laki-laki dan 4 perempuan. Lama inkarserasi rata-rata adalah 7 jam. Terdapat 11 kasus dengan kultur positif, dengan jenis bakteri terbanyak Staphylococcus (27%). Analisis statistik dengan metode chi-kuadrat dan analisis regresi logistik berganda menunjukkan hubungan lama obstruksi dan perubahan mama cairan peritoneum dengan kontaminasi bakterial (p =0,015 p= 0,001) dengan ratio prevalens lama obstruksi >7 jam sebesar 3,63, namun tidak terdapat hubungan dengan kejernihan cairan peritoneum (p=0,078). Penelitian ini tidak dapat menentukan cut-off time karena tidak mengikuti perjalanan penyakit, namun belum dapat dibuktikan translokasi bakteri karena kultur yang didapat adalah kuman komensal kulit. Simpulan. terdapat hubungan lama obstruksi usus dan perubahan mama cairan peritoneum dengan kontaminasi bakteri pada hernia inkarserata, tempi tidak terdapat hubungan dengan kejernihan cairan peritoneum dan kultur bakteri positif dengan kuman kontaminan kulit tidak dapat membuktikan translokasi kuman pada penderita hernia inkarsemta.
Incarcerated hernia is an acute abdominal case caused by bowel obstruction due to incarceration of hernia ring. An experimental study on animals proved that there was mucosal barrier damage after 4 hours of total bowel obstruction and total damage after 12 hours causing bacterial translocation. In order to determine contamination due to bacterial translocation in the hernia sac, culture was taken from the peritoneal fluid. A cross-sectional study in Dr. Hasan Sadikin Hospital Bandung was done during October 2009 to July 2010 to analyze the relationship between duration of obstruction, color and clarity of peritoneal fluid, and bacterial culture. There were 40 patients, 36 males and 4 females involved in this study. Mean incarceration time was 7 hours. There were II positive culture cases. mostly Staphylococcus species (27%). Statistical analysis with chi-square and multiple logistic regression vest showed that there was correlation between duration of obstruction and color and clarity of peritoneal fluid with bacterial contamination (p.0.015, p4.00I) with prevalence ratio of >7 hours length obstruction was 3.63, bat not with clarity (p=.0.078). In this study we could not obtain exact cut-off time of bowel obstruction’s period sids bacterial translocation because it did not follow the pathologic event. In conclusions, there is correlation between duration of obstruction, color and clarity of peritoneal fluid with bacterial contamination, but bacterial taaslocation can not be proven because only commensal bacteria of the skin was obtained from the culture.