Abstrak
Rancangan Intervensi Untuk Mengoptimalkan Regulasi Diri Pada Remaja Sebagai Upaya Penanganan Perilaku Kenakalan Remaja
Andina Ayu Damayanti
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran
Adolescents, juvenile delinquency, Kenakalan Remaja, Regulasi Diri, remaja, self regulation
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai regulasi diri pada remaja yang merupakan penerima manfaat di PSMP “Antasena” Magelang, Jawa Tengah. Remaja yang menjadi subjek penelitian merupakan pelaku tindakan kenakalan remaja. Tindakan kenakalan tersebut dapat terjadi karena regulasi diri pada remaja yang kurang baik. Oleh karena itu remaja di PSMP “Antasena” membutuhkan suatu pembelajaran untuk mengoptimalkan regulasi diri agar terhindar dari perilaku kenakalan remaja. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif untuk mendapatkan gambaran mengenai variabel regulasi diri. Namun, untuk melihat keeratan hubungan antara variabel regulasi diri dengan variabel kenakalan remaja selanjutnya peneliti juga menggunakan metode kuantitatif berupa analisis regresi sederhana. Pengambilan data dilakukan dengan alat ukur berupa Skala Regulasi Diri dan Skala Kenakalan Remaja. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 35 remaja berusia 10-18 tahun yang merupakan penerima manfaat di PSMP “Antasena” Magelang, Jawa Tengah. Dari hasil pengolahan data didapatkan bahwa sebagian besar remaja di PSMP “Antasena” Magelang memiliki regulasi diri yang kurang baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan kurangnya kemampuan pada keempat aspek regulasi diri, yaitu standard, self monitoring, willpower dan motivation. Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan hubungan negatif yang signifikan antara variabel regulasi diri dengan variabel kenakalan remaja. Dengan demikian semakin rendah regulasi diri maka semakin tinggi kenakalan remaja, sebaliknya semakin tinggi regulasi diri maka semakin rendah kenakalan remaja. Koefisien korelasi antara kedua variabel tersebut sebesar 0,365, sedangkan besarnya pengaruh variabel regulasi diri terhadap kenakalan remaja sebesar 13,3%. Berdasarkan data tersebut diperoleh kesimpulan bahwa regulasi diri memiliki pengaruh terhadap kenakalan remaja, meskipun masih terdapat pengaruh dari variabel lain yang tidak diukur sebesar 86,3%. Dengan demikian intervensi untuk mengoptimalkan regulasi diri akan berpengaruh pada berkurangnya perilaku kenakalan remaja.
This study aimed to get a description of self-regulation in adolescents in PSMP “Antasena” Magelang, Central Java. Teenagers who become the subject of research is the act of juvenile offenders. The delinquency actions occured because of self-regulation in adolescents who are less good. Therefore teenager in PSMP “Antasena” requires a study to optimize the self-regulation in order to avoid the juvenile delinquency. This research uses descriptive qualitative research method to get a description of self-regulation variables. However, to see the relationship between the variables of self-regulation with juvenile delinquency variable subsequent researchers also used a quantitative method in the form of a simple regression analysis. Data collection was performed by measuring devices such as the Self Regulatory Scale and Juvenile Delinquency Scale. The sample used in this study were 35 adolescents aged 10-18 years who were beneficiaries in PSMP “Antasena” Magelang, Central Java. From the data processing showed that most teenagers in PSMP “Antasena” Magelang has a poor self-regulation. This is indicated by the lack of ability on all four aspects of self-regulation, which is standard, self-monitoring, willpower and motivation. Simple regression analysis showed a significant negative correlation between the variables of self-regulation with variable juvenile delinquency. Thus the lower the self-regulation of the higher delinquency, otherwise the higher the lower the self-regulation of juvenile delinquency. The correlation coefficient between these two variables at 0,365, while the influence of self-regulation variables to juvenile delinquency by 13.3%. Based on these data we concluded that self-regulation has an influence on juvenile delinquency, though still there is the influence of other variables not measured at 86.3%. Thus interventions to optimize the self-regulation will affect the reduction of juvenile delinquency behavior.