Abstrak
Laporan Akhir Penelitian Hibah Produk Perlindungan Tanaman (Program Hibah Kompetisi A3 Tahun 2007) Potensi Biologi Dan Kinerja Parasitoid Telur Trichogramma Spp. (Hymenoptera : Trichogrammatidae) Sebagai Sarana Pengendali Crocidolomia Pavonana F. (Lepidoptera: Pyralidae)
Danar Dono, Vira Kusuma Dewi , Nenet Susniahti, Lindung Tripuspa Sari
Universitas Padjadjaran, Universitas Padjadjaran Fakultas Pertanian Jurusan Hama Dan Penyakit Tumbuhan
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Universitas Padjadjaran Fakultas Pertanian Jurusan Hama Dan Penyakit Tumbuhan
Crocidolomia pavonana, parasitisasi, Trichogramma spp., Tumpangsari
Crocidolomia pavonana F. merupakan salah satu hama penting tanaman famili Brassicaceae di Indonesia, beberapa negara Asia Tenggara, Australia bagian utara, serta Kepulauan Pasifik. Larva C. pavonana dapat memakan daun maupun krop sejak tanaman muda hingga menjelang panen. Kehilangan hasil panen kubis akibat serangan hama ini dapat mencapai 100%. Hingga saat ini sarana pengendali biologi C. pavonana yang dilaporkan masih sangat terbatas dan dengan tingkat efektivitas yang rendah. Salah satu musuh alami C. pavonana adalah parasitoid larva Eriborus argenteopilosus (Cameron) (Hymenoptera: Ichneumonidae). Di lapangan, keberhasilan perkembangan parasitoid tersebut pada larva C. pavonana hanya 7,23%. Rendahnya parasitisasi tersebut antara lain disebabkan oleh adanya proses enkapsulasi telur atau larva parasitoid oleh larva inang. Dengan belum adanya sarana pengendali biologi yang berhasil dengan baik serta ketidakcukupan pengendalian yang hanya didasarkan kepada pengendalian hayati tunggal, maka perlu dilakukan eksplorasi dan pengembangan teknik pengendalian hayati lainnya untuk mencapai tingkat pengendalian yang diharapkan. Alternatif pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesulitan pengendalian C. pavonana adalah penggunaan parasitoid yang belum dikembangkan secara maksimal. Salah satu parasitoid yang berpotensi untuk dikembangkan adalah parasitoid telur Trichogramma. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mencari kandidat agens pengendali biologi baru yang dapat dimanfaatkan petani sebagai alternatif dalam pengendalian C.pavonana. Secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk (1) menguji potensi parasitisasi Trichogramma spp. pada telur C. pavonana; (2) mengevaluasi pengaruh umur inang terhadap parasitisasi Trichogramma spp., (3) (4) mengevaluasi kapasitas reproduksi dan parasitisasi Trichogarmma spp.; (5) mengevaluasi parasitisasi Trichogramma asal C pavonana; (6) mengevaluasi tingkat pelepasan inundatif parasitoid, (7) mengevaluasi parasitisasi Tricogramma spp. pada telur C. pavonana di tanaman pada pola tanam tumpang sari, dan (8) konservasi parasitoid melalui sistem tanam tumpang sari di lapangan. Dengan adanya informasi menyeluruh potensi biologi Tricogramma spp maka pengelolaan hama ulat krop kubis C. pavonana secara terintegrasi diharapkan dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Selain itu, informasi yang diperoleh dapat dijadikan acuan bagi pengembangan lebih lanjut Trichogramma spp. sebagai agens pengendali biologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Trichogramma japonicum dan Trichogramma australicum dapat memarasit telur Crocidolomia pavonana. Pada kepadatan populasi 120 T. australicum terhadap 240 telur C. pavonana mengakibatkan parasitisasi mencapai 48,19% yang lebih tinggi dibandingkan dengan T. Japonicum pada kepadatan populasi yang sama dengan parasitisasi 44,45%. Kapasitas reproduksi, tingkat parasitisasi dan kemunculan tertinggi T. Australicum terjadi pada telur Corcyra sp. dibandingkan telur C. pavonana. Parasitisasi pada kedua telur inang menghasilkan keturunan sex ratio betina tertinggi dibandingkan dengan jantan. Parasitoid T. australicum mampu memarasiti telur C. pavonana umur 1 – 3 hari. Telur C. Pavonana umur 1 hari merupakan parasitisasi paling tinggi dibandingkan umur telur 2, 3, dan 4 hari. Parasitisasi tertinggi terjadi pada generasi F0. Parasitisasi dan kemunculan imago T. australicum asal telur Corcyra sp. masih lebih tinggi dibandingkan T. australicum asal telur C. pavonana. Parasitisasi telur C. pavonana tertinggi terjadi pada tigkat pelepasan 1050 parasitoid T. Australicum. Tingginya parasitisasi pada petak pelepasan 1050 parasitoid akan mengakibatkan telur inang C. pavonana tidak dapat berkembang menjadi larva sehingga populasi larva pada petak pelepasan 1050 parasitoid rendah sehingga berimplikasi terhadap rendahnya kerusakan pada tanaman kubis dan produksi krop yang lebih banyak . Pada percobaan di laboratorium parasitisasi T. australicum terhadap telur C. pavonana pada tumpangsari kubis-kenikir lebih tinggi dibandingkan T. japonicum, sedangkan pada percobaan di lapangan tingkat parasitisasi T. australicum terhadap telur C. pavonana dan produksi kubis tertinggi terdapat pada tumpangsari kubis-tomat, dibandingkan tumpangsari kubis dengan kenikir atau kubis dengan kemangi dan monokultur kubis. Secara umum hasil percobaan memberi harapan potensi penggunaan T. australicum untuk pengendalian C. pavonana pada pertanaman kubis-kubisan, baik secara tunggal maupun dikombinasikan dengan pola tanam tumpangsari dengan tomat, kenikir, dan kemangi.