Abstrak
Rancangan Intervensi Self Efficacy Pada Remaja Penyandang Disabilitas Daksa Studi Mengenai Self Efficacy Dalam Konteks Vokasional Pada Remaja Penyandang Disabilitas Daksa Bawaan Yang Mengikuti Pelatihan Keterampilan
Rianti Puji Wahyuni
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran
disabilitas daksa, Rancangan Intervensi, remaja, self efficacy
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai self efficacy pada remaja penyandang disabilitas daksa. Masa transisi dari remaja menuju dewasa merupakan proses yang sangat penting dalam perjalanan hidup seorang individu. Beberapa aspek yang dihadapi remaja pada masa ini antara lain mengembangkan keterampilan serta kompetensi yang diperlukan untuk mencapai kemandirian. Remaja dengan disabilitas daksa pun memiliki kebutuhan yang sama dengan rekan-rekan mereka yang tidak mengalami disabilitas. Namun kondisi keterbatasan fisik dapat menimbulkan permasalahan lain pada individu yang mengalaminya. Hambatan pribadi seperti harapan yang rendah akan kemampuan diri dapat menjadi permasalahan bagi mereka dalam melewati masa transisi tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk membekali remaja penyandang disabilitas daksa dengan kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia kerja adalah melalui pemberian pelatihan keterampilan/vokasional. Menurut teori Kognitif Sosial, bagaimana orang berperilaku terkadang lebih baik diprediksi dari keyakinan mereka atas kemampuannya daripada kemampuan mereka yang sebenarnya, yang selanjutnya disebut sebagai self efficacy. Istilah self efficacy mengacu pada keyakinan individu akan kemampuannya untuk dapat menghadapi situasi atau menyelesaikan tugas secara efektif. Tingkat self efficacy remaja penyandang disabilitas daksa dalam mengikuti kegiatan pelatihan akan mempengaruhi seberapa besar usaha yang ia keluarkan dalam mengikuti program pelatihan, apakah ia mampu mempertahankan sikap positif terhadap tujuan pelatihan, serta ketekunannya meskipun menghadapi kesulitan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif untuk mendapatkan gambaran mengenai self efficacy pada remaja penyandang disabilitas daksa yang mengikuti pelatihan keterampilan di salah satu lembaga dengan sampel sebanyak 65 orang. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang disusun berdasarkan teori self efficacy dari Bandura (1977), yang meliputi tiga aspek self efficacy : level, strength, dan generality. Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif (distribusi frekuensi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 55,4% responden memiliki self efficacy yang tinggi. Sementara sebagian lainnya masih menunjukkan keraguan atas kemampuan yang mereka miliki. Rendahnya tingkat keyakinan akan kemampuan diri dapat menghambat pengembangan keterampilan yang dibutuhkan dan mempengaruhi kegigihan seseorang ketika menghadapi tugas yang sulit. Berdasarkan kondisi tersebut, selanjutnya peneliti merancang suatu program intervensi untuk membantu mereka meningkatkan self efficacy-nya.