Abstrak
Laporan Akhir Evaluasi Program Strategis Revatalisasi 5 (Lima) Kawasan Sentra Industri Dan Perdagangan Di Kota Bandung
Penanggung Jawab: Drs. H. Hikmat Ginanjar, M.Si,(Kepala Kantor Litbang Kota Bandung), Ketua Tim Peneliti : Poppy Rufaidah, SE.,MBA.,Ph.D,Anggota: Imas Soemaryani, SE., M.Si.
Universitas Padjadjaran, LitBang Kota Bandung, Laboratorium Manajemen FE
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, LitBang Kota Bandung, Laboratorium Manajemen FE
Kawasan Sentra Industri, kota bandung, perdagangan
Kota Bandung Terkenal Karena Produk-Produk Yang Dihasilkannya Merupakan Produk Unggulan. Bahkan Beberapa Produk Yang Ada Merupakan Primadona Kota Ini, Seperti Jeans, Sepatu, Kain, Rajutan, Dan Barang Cetakan Dan Kain (Spanduk). Proses Produksi Dan Pemasaran Produk Tersebut Terkonsentrasi Di 5 (Lima) Kawasan Sentra Industri Dan Perdagangan (KSIP), Yaitu Cihampelas Terkenal Sebagai Sentra Penjualan Jeans Dan Produk Konfeksi, Cibaduyut Sebagai Sentra Pembuatan Dan Penjualan Sepatu, Cigondewah Sebagai Sentra Kain Dan Konfeksi, Binongjati Sebagai Sentra Produk Rajutan, Dan Suci Sebagai Sentra Barang Cetakan Dari Kain. Saat Ini Pernerintah Kota Sedang Menata 5 (Lima) KSIP Tersebut Dalam Rangka Menumbuhkembangkan Dan Meningkatkan Potensinya Sebagai Tindak Lanjut Dari Keputusan Walikota Bandung Nomor 517/Kep.793.Huk/2006 Tentang Tim Penataan Kota Bandung. Dengan Adanya Pencanangan Revitalisasi 5 (Lima) KSIP Tersebut Diharapkan Dapat Menggairahkan Iklim Usaha Perdagangan Dan Industri Kecil Menengah (IKM) Di Kota Bandung. KSIP Memiliki Potensi Sebagai Tempat ‘Wisata Industri’ (Industrial Tourism) Di Masa Yang Akan Datang, Dimana Pengunjung Tidak Hanya Datang Untuk Belanja, Tapi Juga Dapat Melihat Secara Iangsung Proses Produksi Sampai Tercipta Produk. Untuk Menunjang Terciptanya Kawasan Unggul Sebagai Salah Satu Basis Wisata Industri Dibutuhkan Penataan Khusus Agar Kawasan Tersebut Memberikan Kenyamanan Kepada Talon Pengunjung Dan Pembeli. Permasalahan Yang Dihadapi Lima KSIP Tersebut Saat Ini Sangat Kompleks Dan Multi Dimensi, Yaitu Dari Aspek Regulasi, Infrastruktur, Dan Pelaku Usaha. Dan Aspek Regulasi, Misalnya Belum Adanya Evaluasi Terhadap Penggunaan Lahan Yang Bukan Peruntukkannya Yang Tidak Sesuai Dengan Rencana Tata Ruang Kota (RTRK). Permasalahan Infrastruktur Adalah Kelambanan Dalam Menata Akses Masuk, Pelebaran Jalan, Lokasi Dan Lahan Parkir, Ketersediaan Fasos-Fasum, Dll. Selanjutnya Adalah, Kelambanan Penataan Lalulintas Untuk Menghindarkan Kemacetan Di Lima KSIP. Bila Faktor-Faktor Tersebut Dapat Diprioritaskan Untuk Ditata Maka Akan Tercipta Kenyamanan Di Kawasan Tersebut.