Abstrak RSS

Laporan Akhir Sejarah Kota Cimahi

Laporan Akhir Sejarah Kota Cimahi
Prof. Dr. Nina H. Lubis, M. S.
Universitas Padjadjaran,Pemerintah Kota Cimahi
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran,Pemerintah Kota Cimahi

Secara geografis, Cimahi terletak pada 107º 36’ Bujur Timur dan 6º 55’ Lintang Selatan. Keadaan tanah di Cimahi umumnya subur karena hampir seluruh daerah di Cimahi mengandung endapan vulkanis yang disebut latosol, aluviat, dan lain-lain. Curah hujan di Cimahi rata-rata 163 mm dengan rata-rata hujan 20 hari setiap bulannya. Cimahi terletak pada ketinggian ± 700-1100 m di atas permukaan laut. Suhu udaranya berkisar antara 18-22º Celcius dengan penyesuaian turunnya suhu 0,5º Celcius setiap naiknya ketinggian tempat 100 m. Dengan demikian, Cimahi termasuk kategori daerah beriklim sedang. Pembentukan daerah Cimahi tidak dapat dilepaskan dari peristiwa pembentukan Dataran Tinggi Bandung. Menurut van Bemmelen (1934, 1949), sejarah geologi Bandung dimulai pada Zaman Miosen (sekitar 20 Juta tahun yang lalu), ketika daerah Bandung ke arah utara masih berupa laut. Kondisi itu dibuktikan dengan banyaknya fosil koral yang membentuk terumbu karang di sepanjang punggungan bukit Rajamandala. Kemudian, sekitar 14 sampai 2 juta tahun yang lalu, laut itu diangkat secara tektonik menjadi daerah pegunungan dan kemudian dilanda aktivitas gunung api sejak 4 juta tahun yang lalu, sampai akhirnya menghasilkan bukit-bukit yang menjurus utara selatan antara Bandung dan Cimahiantara bukit-bukit itu adalah Pasir Selacau. Kini, hasil gunung api berupa batuan beku itu banyak ditambang, antara lain di Bukit Lagadar (antara Leuwi Gajah-Ciwidey).

Download: .Full Papers