Abstrak RSS

Perkembangan Ronggeng Sebagai Seni Tradisi Di Kabupaten Pangandaran

Perkembangan Ronggeng Sebagai Seni Tradisi Di Kabupaten Pangandaran
Prof. Dr. Nina Herlina Lubis, M. S., Dr. Undang Ahmad Darsa, M. Hum.
Universitas Padjadjaran, Panggung Jurnal Ilmiah Seni Dan Budaya Vol. 25 No. 1 Maret 2015 ISSN : 0854-3429
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Panggung Jurnal Ilmiah Seni Dan Budaya Vol. 25 No. 1 Maret 2015 ISSN : 0854-3429
, , , , , ,

Tulisan ini merupakan hasil penelitian kepustakaan dan lapangan mengenai potensi sosial, ekonomi, politik, dan budaya Kabupaten Pangandaran yang dibiayai oleh Dikti tahun Anggaran 2014. Permasalahan yang dikaji dalam tulisan ini adalah bagaimana sejarah seni ronggeng itu? Apakah penyajian seni ronggeng tersebut mengalami perubahan dari waktu ke waktu? Bagaimana upaya pemerintah dalam melestarikan seni ronggeng? Untuk menjawab pertanyaan itu, metode penelitian yang dipergunakan adalah metode sejarah karena penelitian ini dilakukan dalam perspektif historis. Dalam implementasinya, metode sejarah meliputi empat tahap, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Untuk keperluan analisis, tulisan ini dilengkapi dengan konsep dan teori kesenian yang relevan dengan permasalahan yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada awalnya, kesenian ronggeng menunjukkan sifat sakral karena terkait dengan kepercayaan samanisme dan dalam perkembangannya, bergeser menjadi bersifat profan. Unsur-unsur negatif yang melekat dalam kesenian ronggeng, secara perlahan dihapus atau diubah sehingga dipandang tidak lagi melanggar norma sosial.

This article is the result of literature and field research on the potential social, economic, political, and cultural Pangandaran Regency funded by the Higher Education budget year 2014. The problem is studied in this article is how the dancer’s art history? Is the presentation of art ronggeng amended from time to time? How the government’s efforts to preserve the art ronggeng? To answer that question, the research method used is the historical method because the study was conducted in a historical perspective. In the implementation, the method includes the history of the four stages, namely: heuristics, criticism, interpretation, and historiography. For purposes of analysis, this article comes to the concept and theory of art that is relevant to the problem. The results showed that in the beginning, art exhibits ronggeng sacred because it is associated with trust samanisme and in its development, shifted into profane. Negative elements inherent in the art ronggeng, slowly removed or changed so no longer deemed violated social norms.

Download: .Full Papers