Abstrak RSS

Laporan Akhir Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi Tahun Ke-1 Dari Rencana 2 Tahun Penelusuran Potensi Sejarah, Budaya, Dan Pariwisata Di Kabupaten Pangandaran (Sebagai Dasar Pengembangan Kebijakan)

Laporan Akhir Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi Tahun Ke-1 Dari Rencana 2 Tahun Penelusuran Potensi Sejarah, Budaya, Dan Pariwisata Di Kabupaten Pangandaran (Sebagai Dasar Pengembangan Kebijakan)
Ketua: Prof. Dr. Nina Herlina Lubis, M.S. , Anggota: Dr. Undang Ahmad Darsa, M.Hum
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran
, ,

Kabupaten Pangandaran baru berusia dua tahun karena kabupaten ini disahkan pendiriannya pada 25 Oktober 2012. Akan tetapi, tidak berarti bahwa segalanya yang berkaitan dengan Kabupaten Pangandaran serba baru dan berawal sejak dua tahun yang lalu. Meskipun kabupaten ini berusia masih sangat muda namun, dalam banyak hal, mempunyai latar belakang dan perjalanan sejarah yang panjang. Setidaknya kabupaten ini mempunyai tiga potensi besar yang kemanfaatnya akan makin besar dirasakan masyarakt manakala potensi-potensi itu diaktualkan dalam berbagai bentuk. Ketiga potensi itu adalah sejarah, pariwisata, dan budaya. Kabupaten Pangandaran mempunyai latar belakang sejarah yang cukup panjang. Penilaian ini didasarkan pada temuan data arkeologis di wilayah geografis kabupaten ini. Hingga saat ini, tinggalan arkeologis tertua yang ditemukan adalah situs Pananjung atau dikenal juga dengan sebutan Situs Batu Kalde. Artefak dan fitur yang tampak di permukaan adalah yoni, nandi, dan batu bulat beralaskan padma. Dari artefak dan fitur yang tersisa itu, candi Pananjung merupakan sebuah percandian yang luasnya melebihi yang tampak sekarang. Berdasarkan tradisi lisan, sementara ini, diduga bahwa kerajaan yang mempunyai otoritas di wilayah itu adalah Kerajaan Pananjung. Kerajaan ini berdiri sekira abad ke-15/16 Masehi. Adapun agama kerajaan yang dianut adalah agama Hindu. Potensi kedua adalah pariwisata. Banyak potensi wisata yang bisa dikembangkan di Kabupaten Pangandaran. Beberapa di antaranya adalah wisata alam, wisata ziarah, dan wisata budaya. Wisata alam yang ada di Kabupaten Pangandaran adalah wisata bahari, wisata sungai, dan wisata gunung. Memang, sementara ini wisata di Kabupaten Pangandaran sering diidentikkan dengan wisata bahari atau wisata pantai. Secara perlahan, wisata sungai dan wisata gunung mulai berkembang juga. Akan tetapi, kata kunci untuk kesuksesan wisata bahari dan wisata-wisata lainnya adalah manajemen atau pengelolaan yang profesional. Mengenai profesionalisme ini tampaknya di Kabupaten Pangandaran perlu ditingkatkan. Mengait dengan profesionalisme ini adalah peningkatan prasarana dan sarana penunjang yang mesti terus dikembangkan sejalan dengan tuntutan masyarakat pengunjung . Ketiga adalah potensi budaya. Kabupaten Pangandaran termasuk kabupaten yang mempunyai banyak kekayaan budaya. Setidaknya terdapat empat kategori kekayaan budaya, yaitu upacara ritual, kesenian, permainan anak-anak, dan naskah. Upacara ritual yang ada dan berkembang adalah upacara hajat laut dan hajat leuweung. Kegiatan kesenian rakyat meliputi kesenian ronggeng gunung, amen, kuda lumping (ebeg), rengkong, gondang, sintren, dan badud. Atraksi permainan anak-anak meliputi lipron bagi (ucing sumput), ucing jongbal, sapintrong, gobag sodor, garik awi, dam-daman. Terakhir adalah tradisi naskah.

Download: .Full Papers