Abstrak
Studi Deskriptif Mengenai Kemandirian Emosional Terhadap Orang Tua Pada Remaja Kelas 7 Boarding School Darul Arqam Muhammadiyah Daerah Garut
Fathiaturahmah Az Zahra
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran
Boarding School, Kemandirian Emosional, pondok pesantren, remaja
Menjadi individu yang mandiri secara emosional merupakan salah satu tugas perkembangan bagi remaja (Havighurst, 1984). Remaja yang menjalani pendidikan boarding school mendapatkan berbagai macam tantangan kemandirian, diantaranya adalah tinggal berpisah dengan orang tua dan mengelola dirinya sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana gambaran kemandirian emosional pada remaja boarding school yang berada di tingkat kelas 7 SMP berdasarkan pada teori kemandirian emosional oleh Steinberg (2002). Metode yang digunakan adalah nonexperimental quantitative research dengan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data. Sampel penelitian berjumlah 136 orang, terdiri dari 130 orang remaja awal dan 6 orang remaja tengah, serta 68 perempuan dan 68 laki-laki. Hasil menunjukkan bahwa pada kemandirian emosional secara umum, sejumlah 68% remaja boarding school berada pada kategori tinggi. Remaja boarding school juga lebih banyak berada pada kategori tinggi di 3 dari 4 dimensi, yakni dimensi parents as people (63%), nondependency (60%), dan individuated (84%), sedangkan pada dimensi deidealized lebih banyak remaja berada pada kategori rendah (57%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa remaja boarding school mampu memiliki perubahan hubungan yang erat dengan orang tua tetapi masih memandang orang tua sebagai sosok yang selalu ideal atau selalu benar.